JAKARTA (Lampro): Paket-paket kebijakan yang telah dirilis oleh pemerintah tidak fokus berdasarkan sektor yang ingin dituju. Hal itu dikatakan Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus, Kamis (9/2/2017).
Menurut Ahmad, segudang paket kebijakan pemerintah tidak kunjung menunjukkan hasil. Padahal tujuan utama paket kebijakan dibentuk untuk mendorong daya saing industri nasional, meningkatkan lapangan kerja, daya beli masyarakat dan memacu pertumbuhan.�"Paket kebijakan belum berdampak pada peningkatan indikator-indikator di atas. Kenapa? Paket-paket kebijakan tidak fokus, misalnya ingin menggerakkan sektor industri, apa aja yang dibuat?," ujar Ahmad di Jakarta. � ��
Untuk itu, lanjut Ahmad, perlu dibuat analisis paket kebijakan berdasarkan pada sektor utama. Yaitu, sektor pendukung industri dan dampak ke sektor lainnya. Selain itu, ekspektasi dari paket kebijakan tersebut sangat besar untuk jangka pendek. Tetapi untuk jangka pendek belum ada dampak signifikan.
������ �
Herry mengatakan, ekspektasi pasar yang besar itu perlu dikelola. Jangan sampai pasar menilai paket kebijakan tersebut gagal. Karena, memang dampaknya tidak akan terasa dalam jangka pendek.�"Banyak yang berharap usaha bisa tumbuh, tapi kenyataannya itu tidak kunjung terjadi, realisasinya minim. Pemerintah harus kelola ekspektasi pasar agar paket kebijakan tidak dinilai gagal karena ini behubungan dengan kepercayaan," ujar Ahmad.
������ �
Ia menambahkan, paket-paket kebijakan yang dikeluarkan juga tidak dimbangi dengan keselarasan di pemerintah daerah. Masih ada pemda yang merasa paket-paket kebijakan itu belum disosialisasikan. "Padahal implementasinya bisa diterapkan lebih besar di daerah. Karena, di daerah banyak industri-industri, jadi tidak berjalan efektif," kata Ahmad.
�������
Kendati sudah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan, pemerintah terlihat kesulitan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sepanjang 2016 lalu ekonomi domestik dinilai tumbuh tanpa adanya akselerasi. Pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai 5,02 persen, beda tipis dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2015 lalu 5,01 persen.(*/ANT/PRO2)
�
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4139
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia