Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pengembangan Biomassa di Tasikmalaya, PLN Sebut Dikelola Masyarakat dan Didukung Pemerintah
Lampungpro.co, 30-Sep-2024

Febri 114

Share

Salah seorang Anggota Gabungan Kelompok Tani Jaga Lembur Tani Makmur Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya, Rismayadi (40) (tengah) saat berdiskusi dengan petugas PLN di lahan yang ditanami tanaman indigofera. Dirinya menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan tanaman indigofera, lahan yang sebelumnya tandus dan sulit ditanami kini menjadi subur karena tanaman tersebut mampu menyimpan air dengan baik.

TASIKMALAYA (Lampungpro.co): Upaya PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia, dalam mengembangkan ekosistem biomassa yang berbasis ekonomi kerakyatan, sukses memberdayakan masyarakat dan memperoleh dukungan pemerintah.

Setelah sukses di Cilacap dan Gunung Kidul, PLN juga menerapkan program serupa di Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (26/9/2024) lalu.

Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tasikmalaya, Yedi Rahmat mengatakan, pihaknya optimistis program yang dilakukan PLN ini akan mendukung kemajuan wilayahnya, khususnya dalam bidang pertanian yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.

"Program ini merupakan dukungan yang luar biasa bagi daerah kami, ini merupakan langkah strategis dan menjadi momentum bagi Tasikmalaya dalam mengembangkan sumber daya lokal," kata Yedi Rahmat saat meresmikan Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Tasikmalaya pada Kamis (26/9/2024).

Tidak hanya itu, program tersebut juga turut menjaga kelestarian lingkungan, karena mampu mengubah lahan yang sebelumnya kiritis menjadi lebih hijau dan produktif.

"Ini sejalan dengan upaya kami untuk terus mendorong ekonomi kerakyatan, meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kelestarian lingkungan, melalui pemanfaatan biomassa yang berkelanjutan," ujar Yedi Rahmat.

Senada dengan hal tersebut, salah seorang anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jaga Lembur Tani Makmur, Rismayadi (40) yang terlibat aktif dalam program ini mengungkapkan, dengan memanfaatkan tanaman indigofera, lahan yang sebelumnya tandus dan sulit ditanami, kini menjadi subur karena tanaman tersebut mampu menyimpan air dengan baik.

Tak hanya itu, dari tanaman tersebut, masyarakat juga dapat memanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak, dan rantingnya dapat dijual ke PLN sebagai bahan bakar co-firing biomassa.

"Dulu lahan ini tandus dan gersang, setelah ditanami indigofera, manfaatnya tanah jadi subur, daunnya bisa jadi pakan ternak kambing atau domba, kalau rantingnya nanti digunakan buat tenaga pembangkit biomassa," ungkap Rismayadi.

Rismayadi turut merasa optimistis, program tersebut nantinya dapat berkelanjutan dan mampu mendorong roda perekonomian bagi desanya.

"Dengan diadakan program penanaman indigofera ini, semoga kedepannya bisa mendongkrak tingkat ekonomi untuk warga dan masyarakat di Desa Bojongkapol pada khususnya," tambah Rismayadi.

Lebih lanjut, Rismayadi juga membeberkan program tersebut, nantinya akan terus menarik animo masyarakat lainnya, sehingga tertarik untuk mempelajari lebih jauh dan berpartisipasi.

"Pasca acara kemarin itu, banyak sekali warga yang ingin tahu lebih lanjut tentang program ini, bahkan di warung kopi pun kami masih berbincang tentang hal ini," sebut Rismayadi.

Terpisah, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, pengembangan biomassa tersebut, merupakan wujud nyata kolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi.

"Transisi energi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi semua pihak. Oleh karena itu, upaya ini membutuhkan lebih banyak pihak untuk bersatu melalui kolaborasi, sehingga dapat diduplikasi secara nasional di wilayah-wilayah lainnya," jelas Darmawan Prasodjo.

Darmawan turut merinci, melalui program di Tasikmalaya, pihaknya mampu memberdayakan lebih dari 400 masyarakat setempat dengan potensi nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar pertahun.

Tentunya kedepannya PLN akan menargetkan program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat diseluruh Indonesia, sehingga mampu mencapai nilai ekonomi hingga Rp9,5 triliun pertahun. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4158


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved