JAKARTA (Lampungpro.com) : Majelis Ulama Indonesia menilai ada sejumlah hal yang dapat menjadi pemicu aksi terosisme, mulai dari ajaran sesat hingga isu SARA. Namun, saat ini menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, game online juga berpotensi memicu aksi teror. "Bisa jadi doktrin kekerasan itu muncul dari kebiasaan yang terus dialami di dalam dunia maya, salah satunya kekerasan berbasis game online ini," kata Niam.
Oleh karena itu, Ni'am menilai perlu adanya antisipasi agar game online tak berdampak negatif dan memicu aksi terorisme. "Dipaparkan secara detil oleh KPAI, ada banyak anak jadi korban game akut, sampai kemudian masuk rumah sakit jiwa, sampai anak memukul orang tua, karena main game. Ini kan fakta, masa kita diam dalam kondisi ini," ucapnya.
Sebelumnya, game Player Unknown Battleground (PUBG) mendapat sorotan tajam setelah insiden penembakan di dua masjid di Selandia Baru, Jumat (15/3/20190) lalu. Merespons isu game itu, MUI mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah pihak mendalami dampak game online secara menyeluruh. Di antaranya ahli psikologi, asosiasi E-Sport, KPAI, Kemenkominfo, dan Kantor Sekretariat Kepresidenan.
Meski, dalam kasus penembakan di Selandia Baru itu, Niam menilai pemicunya condong kepada isu ras. "Klaim (keterkaitan PUBG dengan teror) itu harus kita buktikan, kita tidak boleh alpa. Semua yang bisa memicu terjadinya kekerasan, radikalisme, dan juga terorisme, harus diantisipasi," ungkapnya.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4139
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia