Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Polinela Kembangkan Pupuk Hayati Berbasis Fungi Mikoriza untuk Pertanian Berkelanjutan
Lampungpro.co, 26-Sep-2024

Sandy 135

Share

Dokumentasi Humas Polinela | LAMPUNGPRO.CO/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Budidaya tanaman perkebunan selama ini sangat bergantung pada penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus, yang sering kali digunakan secara berlebihan. Penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang tidak hanya mengurangi kesuburan tanah, tetapi juga meninggalkan residu yang tidak diserap tanaman, menyebabkan tanah menjadi lengket, keras, dan masam.

Menjawab tantangan ini, Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melalui Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, berupaya meminimalisir dampak negatif penggunaan pupuk kimia. Tiga dosen dari jurusan tersebut, yaitu Novi Safitri, S.P., M.Si., Nindy Permatasari, S.Pd., M.Sc., dan Lu’lu’ Kholidah Fauziah, S.Si., M.Sc., tengah melakukan penelitian mengenai fungi mikoriza arbuskular (FMA) di beberapa lahan komoditas tanaman perkebunan milik Polinela.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman FMA pada lahan perkebunan serta mengeksplorasi hubungan simbiosis antara FMA dan tanaman perkebunan. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui sejauh mana tanaman perkebunan bergantung pada keberadaan mikoriza untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Menurut Novi Safitri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting mengenai keragaman fungi mikoriza yang terdapat di rhizosfer tanaman perkebunan. “Hasil dari penelitian ini nantinya akan dikembangkan menjadi starter pupuk hayati berbasis fungi mikoriza yang dapat diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman perkebunan,” jelas Novi.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi vokasi di Provinsi Lampung, Polinela selalu berupaya agar hasil penelitian para dosennya dapat diterapkan oleh masyarakat, khususnya para petani. "Penelitian ini merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi FMA endemik yang ada di Lampung. Kami berencana memperbanyak dan memproduksi fungi mikoriza ini sebagai pupuk hayati yang bisa digunakan oleh petani lokal,” tambah Novi.

Ia juga menegaskan bahwa proses penelitian ini membutuhkan beberapa tahapan dan waktu yang cukup panjang. Namun, ia optimis bahwa hasilnya nanti akan memberikan solusi berkelanjutan dalam mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan, dengan harapan pupuk hayati tersebut dapat diterima dan diaplikasikan oleh masyarakat petani. (***)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1187


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved