Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Psikolog Sebut Radikalisme Telah Memapar Generasi Milenial
Lampungpro.co, 01-Dec-2018

Erzal Syahreza 715

Share

Radikalisme, Milenial

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Psikolog Anak dan Remaja, Arijani Lasmawati, menyebutkan, radikalisme telah memapar generasi milenial di Indonesia. Gejala itu khususnya menjangkiti kalangan Muslim. "Hasil temuan saya dari 18 orang dari kaum milenial yang terpapar radikalisme bahkan sudah on side melakukan terorisme," kata Arijani dalam diskusi Muslim Milenial: Menguatnya Radikalisme dan Tantangan Wawasan Kebangsaan di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).

Arijani yang juga peneliti radikalisme, menjelaskan, penelitian terhadap generasi milenial usia 12-18 tahun juga mengungkap penyebab mereka terpapar radikalisme. Salah satunya adalah akibat penggunaan teknologi. "Perkembangan teknologi yang justru menyebarkan (membuat negara) sekuler," ucapnya, dalam siaran persnya.

Seperti dilansir Antara, hasil penelitian juga menunjukkan, peran orangtua dan lingkungan cukup signifikan mempengaruhi generasi muda sehingga menjadi radikal. Selain itu, tidak adanya pengaruh positif dari lingkungan keluarga, juga menjadi penyebab.

"Salah satu penyebab generasi milenial menjadi radikal ialah adanya orang yang dianggap bermakna di luar familinya. Ini terjadi karena figur di keluarganya tidak ada yang ia idolakan," tuturnya.

Keberadaan kelompok radikal yang menaungi lingkungan pergaulan sehari-hari milenial juga turut berkontribusi membuat mereka terpapar radikalisme. Hadirnya doktrin dan bacaan bernapaskan radikalisme pun menjadi faktor. Terlebih generasi muda kini semakin gemar membaca. Di samping itu, faktor ekonomi juga menjadi alasan pemahaman ini dianut anak muda.

"Keterbatasan akses politik juga bisa menjadi penyebab. Contoh ada wakil rakyat yang punya konstituen tapi tidak tersampaikan aspirasi konstituennya. Makanya mereka pakai cara lain agar suara mereka bisa didengarkan. Dualisme masyarakat juga bisa jadi penyebab, misalnya ada yang kontra pada tindakan terorisme tapi tak sedikit yang pro terorisme," jelas Arijani. (***/PRO3)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved