Ratusan Guru Saat Demo di Kantor Pemkab Lampung Selatan | Lampungpro.co

KALIANDA (Lampungpro.co): Ratusan guru yang tergabung dalam aliansi Guru Lulus Passing Grade (GLPG) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), demo di Kantor DPRD dan Kantor Bupati Lampung Selatan, Senin (22/5/2023).

Mereka menuntut agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, membuka kembali 727 formasi guru PPPK sesuai dengan sisa guru lulus passing grade tahun 2021 pada tahun 2023 ini.

Koordinator GLPG P3K Lampung Selatan, Fulkan Gaviri mengatakan, aksi tersebut sudah tiga kali digelar, karena hingga kini Pemkab Lampung Selatan dinilai tidak berpihak terhadap ratusan guru.

"Kami menuntut agar Pemkab bisa membuka kembali 727 formasi P3K guru tahun 2023. Sebab informasi yang kami dapat, Pemkab hanya mengajukan 120 formasi untuk rekrutmen tahun 2023," kata Fulkan Gaviri.

Menurut Fulkan, jumlah 727 formasi tersebut sesuai amanat Peraturan Kementerian PAN-RB Nomor 20 tahun 2022, guru lulus passing grade 2021 sebagai prioritas pertama tanpa tes.

Kemudian diperkuat Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 212, tentang indikator tingkat kinerja daerah dan ketentuan umum bagian dana alokasi umum yang ditentukan penggunaannya tahun anggaran 2023.

"Kami diminta Sekretaris Lampung Selatan, untuk mengisi berkas dan menandatangani persyaratan untuk penerimaan PPPK. Tapi ampai saat ini, kami tidak mendapat kejelasan," ujar Fulkan Gaviri.

Para guru di Lampung Selatan juga sudah melaporkan perihal keberatannya terhadap keputusan penerimaan PPPK 2022 ke berbagai pihak. Namun hingga kini, tidak ada jawaban atau solusi atas tuntutan para guru.

Terpisah, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Lampung Selatan, Eka Riantinawati menjelaskan, pihaknya siap membantu tuntutan para guru dengan berangkat ke Jakarta pada 24 Mei 2023.

"InsyaAllah kamk bersama legislatif siap membantu para guru ke Kementerian (Kemendikbudristek)," jelas Eka Riantinawati.

Sementara dari pantauan di lokasi, dalam aksinya banyak guru memakai seragam SD, bahkan ada juga yang berkostum super hero sebagai bentuk permintaan keadilan. (***)

Editor : Febri Arianto
Reportase : Hendra