Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Rindu Kampung Halaman, Keluarga ini Naik Gerobak dari Lampung ke Surabaya
Lampungpro.co, 11-Mar-2017

Amiruddin Sormin 2793

Share

PURWAKARTA (Lampungpro.com): Rasa rindu kampung halaman membuat Abdul Ghani (47) nekat naik gerobak dari Kampung Aren, Lampung Selatan ke Surabaya. Di Lampung Selatan, Abdul Ghani sehari-hari berprofesi sebagai buruh bakar arang. Dia dan keluarga tinggal di mess kontrakan dan hanya mendapat Rp5 ribu untuk satu karung arang bakar. Dalam sehari, rata-rata ia bisa menyelesaikan sebanyak 12 karung arang bakar.

Dia datang ke Lampung untuk mengubah nasib. Namun nasib Abdul Gani yang warga Kelurahan Kembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur itu tak kunjung berubah. Dia pun nekat membawa serta keluarganya berjalan kaki dari Kampung Aren, Lampung Selatan untuk pulang ke daerahnya. Berbekal gerobak berisi pakaian dan beberapa perlengkapan keluarga, dia menempuh perjalanan selama 20 hari sebelum akhirnya sampai di Purwakarta.

Selama menempuh perjalanan antar pulau tersebut, Abdul beserta istri, Nurhayati (33) dan keempat orang anaknya, Dani (8), Fitra (5), Andi (4) dan Udin, balita yang baru berusia 10 bulan hanya mengandalkan belas kasihan orang yang melintas di jalan untuk makan. Sedangkan untuk beristirahat, Abdul mengaku kerap menggunakan masjid atau kantor desa yang kebetulan mereka lintasi. Kami rindu kampung halaman di Surabaya. Hampir 1,5 tahun, kami hidup di Lampung, ujar Ghani, Sabtu (11/3/2017).

Ketika melintas di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, keberadaan Abdul Ghani terendus Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berkat laporan warga melalui SMS Center Pemkab Purwakarta. Selama dua hari berturut-turut laporan serupa datang ke nomor call center Pemkab Purwakarta. Dedi pun akhirnya mengutus petugas Satpol PP untuk mengecek kebenaran kabar tersebut.

Bupati Dedi tampak terenyuh. Dia mengaku tergetar mendengar cerita pilu Abdul Gani yang menempuh Lampung-Surabaya, selama 20 hari menggunakan gerobak. Istri dan empat anak saya tarik pakai gerobak ini. Uang saya tidak cukup untuk membeli tiket perjalanan, saya hanya punya Rp870 ribu, jadi saya belikan gerobak saja seharga Rp650 ribu, yang penting keluarga saya bisa terangkut semua. Sudah 20 hari jalan Pak, untuk makan, sering ada yang memberi, kami jalan sekuatnya saja, biasanya istirahat di masjid atau kantor desa yang kami lewati, kata Abdul Ghani, di rumah dinas Bupati Purwakarta, Jalan Gandanegara No 25.

Keluarga itu pun diboyong ke rumah dinas Bupati Purwakarta. Melihat kondisi mereka yang lelah, Dedi meminta mereka untuk tinggal di sebuah hotel selama di Purwakarta. Prihatin dengan kondisi keluarga itu, Dedi memberikan bantuan berupa biaya untuk pulang ke Surabaya dan modal usaha untuk Ghani meneruskan kehidupan di kampung halamannya. (PRO1)

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24236


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved