JAKARTA (Lampungpro.com): Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini telag menembus level baru yaitu Rp 14.800/US$. Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil Nazara, mengungkap salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan rupiah adalah dengan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor dan penurunan impor.
Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan RI untuk bisa mendorong ekspor:
1. Mendorong Produksi Industri Manufaktur
Suahasil mengatakan pelemahan rupiah saat ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi eksportir untuk menjual produknya lebih murah dan mendapat pendapatan yang lebih besar. Untuk itu, produksi industri manufaktur harus didorong. "Namun, Indonesia punya satu karakter khusus. Kalau manufaktur mau produksi lebih banyak, biasanya perlu impor bahan baku dan barang modal," tutur dia, Sabtu (15/9/2018).
Dengan demikian, jika rupiah melemah, biaya impor bahan baku akan meningkat, sehingga ekspor barang manufaktur belum tentu menjadi lebih murah. "Ketergantungan kita terhadap impor barang modal dan bahan baku ini membuat sektor manufaktur kita tidak bisa memanfaatkan pelemahan rupiah. Musti dicari solusinya," ujar dia.
2. Mendorong Devisa Pariwisata;
"Rupiah melemah, harusnya jalan-jalan ke Indonesia lebih murah juga. Para pengusaha pariwisata silahkan promosi besar-besaran. Pemerintah membangun infrastruktur, dan mengembangkan destinasi-destinas baru untuk turis," ujar dia.
"Ini benar-benar harus dimanfaatkan. Jumlah turis kita, wisman (wisatawan mancanegara) ke Indonesia harus dinaikkan. Destinasi wisata di Indonesia musti dibuat lebih banyak. Program 10 New Bali harus jadi," sambung dia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara kumulatif dari Januari-Juli 2018, jumlah kunjungan turis sudah mencapai 9,06 juta kunjungan. Jumlah ini naik 12,92% dari periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 8,03 juta kunjungan.
3. Membangun Infrastruktur;
Suahasil mengatakan pembangunan infrastruktur yang sedang dilakukan pemerintah Presiden RI Joko Widodo juga akan bermanfaat untuk mendorong ekspor. "Kita perlu cukup infrastruktur (listrik, komunikasi, transportasi, dll), perizinan lancar, kepastian hukum, pelayanan pajak dijalankan dg benar, aturan ketenagakerjaan juga benar, tidak ada pungli, dan beragam urusan lainnya," tutur dia.
4. Memperbaiki Iklim Investasi;
"Selain infrastruktur, iklim investasi juga harus diperbaiki. Kita tahu Indonesia sudah naik peringkat Ease of Doing Business-nya ke ranking 70-an. Bagus, tapi saya rasa belum cukup. Musti kita lanjutkan," kata dia.
Selain Online Single Submission (OSS), lanjutnya, inovasi baru untuk mempercepat pelayanan perizinan tetap dibutuhkan. "Semuanya harus bisa dimanfaatkan oleh teman-teman eksportir. Ayo ekspor lebih banyak," pungkas dia. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
331
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia