BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Andi Surya, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan bijak dalam merelokasi warga korban tsunami. Pasalnya, lahan atau tanah tempat tinggal adalah sambungan jiwa raga rakyat yang memiliki hubungan akar adat istiadat dan budaya.

"Bahkan tempat mencari nafkah yang secara psikologis dan materi tidak bisa begitu saja bisa dipisahkan," kata Andi Surya, di Bandar Lampung, Senin (7/1/2019). Permintaan itu dia sampaikan menyikapi kebijakan relokasi yang ditolak korban tsunami warga Way Muli.

Menurut Senator Lampung itu, penolakan warga korban Way Muli karena kebijakan yang aemula tetap di Desa Way Muli berubah ke Desa Kedaton. "Ini menunjukkan kekurangsensitifan Pemkab terhadap aspek psikologis dan materi yang diderita rakyat korban tsunami," ujar Andi Surya.

Dia menyarankan agar Pemkab Lamsel mengkaji secara jernih terhadap hubungan lahan dan pemiliknya. Ada hubungan khusus antara penduduk dan lahan tempat tinggalnya, baik secara psikologis maupun  sumber penghidupan. "Meskipun ada risiko jika penduduk tetap bersikeras menempati lahan terkena tsunami, namun kita semua menyadari warga tidak terlalu memikirkan hal itu karena yang namanya bencana adalah rahasia Allah," kata Andi Surya.

Dia juga menyarankan agar Pemkab Lamsel tidak memaksakan kebijakan yang bertentangan dengan keinginan korban tsunami. Alangkah baiknya apabila kebijakan relokasi tidak mengorbankan aspek psikologis dan aspek materi warga.

"Tidak ada jalan lain, Pemkab Lamsel harus bisa mengupayakan relokasi yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka selama ini. Mereka masih terikat dengan aspek mata pencaharian sebagai nelayan dan juga secara kultural dengan lahan-lahannya," kata Andi Surya. (RLS/PRO1)