BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Penyedotan lumpur tinja belum menjadi kebiasaan masyarakat. Padahal jika tidak disedot lebih dari lima tahun berarti septitank bocor.
Nyoman menekankan perlunya sistem pengelolaan lumpur tinja yang aman yang menjamin limbah tinja dihasilkan rumah tangga dapat diangkut dan diolah secara aman. Sebagai langkah awal, SNV Indonesia melalui Program Air dan Sanitasi untuk Pencapaian Pembangunan Berkelanjutan (WASH SDGs) bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS).
Kerja sama ini menyelenggarakan Survei Kajian Teknis Cepat (Rapid Technical Assessment) Sanitasi di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Kajian ini untuk memberikan informasi awal terkait kondisi sistem sanitasi setempat yang meliputi jenis toilet dan penampungannya, akses untuk penyedotan, pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Hasil kajian ini diharapkan menjadi masukan dalam membangun dan menyusun rencana peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja di Bandar Lampung dan Metro.
Menurut Febrilia Ekawati, Direktur YKWS menjelaskan Rapid Technical Assessment, survei melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Lampung. Selain mengidentifikasi kondisi teknis sanitasi, pelibatan mahasiswa untuk mendorong kaum muda untuk peduli masalah sanitasi. (PRO1)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4136
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia