Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Solar Langka Akibat Razia, Pertamina Siap Bangun SPBU di Tambak Dipasena
Lampungpro.co, 13-Dec-2018

Amiruddin Sormin 1348

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): PT Pertamina siap membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di kawasan tambak Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang. SPBU ini nantinya berstatus SPBU nelayan atau SPBN.

Kesepakatan itu dicapai pada pertemuan antara Ketua Perhimpunan Petambak dan Pengusaha Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung), Nafian Faiz, dan Sales Eksekutif Retail V MOR II Pertamina Lampung, Januar, di Bandar Lampung, Rabu (12/12/2018). "Kami akan menyampaikan ini ke pimpinan agar diproses, mengingat kebutuhan BBM khususnya solar sangat tinggi," kata Januar.

Pertemuan itu merupakan buntut langkanya solar yang dibutuhkan petambak untuk menghidupkan mesin dan genset agar kincir air berputar sebagai pemasok oksigen bagi udang. Kelangkaan, menurut Nafian, akibat razia aparat keamanan karena dinilai ilegal.

Kelangkaan ini juga, menurut Januar, menarik perhatian Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas. Untuk mendengar langsung keluhan petambak itu, BPH Migas mengundang P3UW ke Jakarta, Senin (17/12/2018). "BPH Migas ingin mendengar langsung masalah kelangkaan ini dari petambak. Semoga BPH juga ikut merekomendasikan pendirian SBPN di Dipasena," kata Januar.

Prosedur pendirian SPBN ini, menurut Januar, tidak terlalu sulit. P3UW diminta mendapatkan surat rekomendasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten dan DKP Provinsi ke Pertamina. "Untuk itu, kami berharap Pemerintah Daerah bisa ikut membantu," kata Januar. 

Kebutuhan solar di Dipasena, kata Nafian, sangat tinggi karena listrik belum sepenuhnya masuk. Padahal semua tambak menggunakan kincir air yang digerakkan memakai genset. "Jika genset mati akibatnya kincir air mati, udang juga ikut mati," Nafian.

Sebagai gambaran, jumlah petambak di Dipasena ini sekitar 7.200 kepala keluarga. Estimasi kebutuhan solar 15-20 liter/hari per petambak. Jika ambil rata-rata yang budidaya 30%, perlu stok minimal 30 ribu hingga 40 ribu liter/hari. "Pertamina harus bantu petambak agar kinerja ekspor udang Indonesia tetap baik," kata Nafian Faiz. (PRO1)

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1210


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved