Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pasokan Solar Terhambat Razia, Petambak Dipasena Lampung Terancam Bangkrut
Lampungpro.co, 09-Dec-2018

Amiruddin Sormin 1987

Share

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.com):�Selama sepekan terakhir Petambak Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang, Lampung, mengeluhkan langkanya solar. Bahan bakar minyak (BBM) ini dibutuhkan petamabak untuk menghidupkan mesin dan genset agar kincir air berputar sebagai pemasok oksigen bagi udang. Jika kincir berhenti, dalam jangka dua jam udang mati.

Genset hanya mampu hidup hingga pukul 21.00, untuk menghemat solar. "Kalau genset tidak hidup, ya, matilah udang kami. Makanan kami bisa tahan, tapi kalau udang telat dikincir dua jam saja, sudah kehabisan oksigen. Udang dipastikan mati," kata Suryadi petambak di Kampung Bumi Dipasena Mulya, Minggu (9/12/2018).

Petambak lainnya, Midarminto, menceritakan tetangganya di Bumi Dipasena Agung terpaksa panen dini, karena udang mati akibat genset kehabisan solar dari pukul 03 dini hari. "Udangnya belum layak panen karena masih kecil-kecil. Tapi tidak bisa diteruskan karena tidak ada BBM untuk menghidupkan mesin. Kami rugi," kata Midarmanto.

Padahal, kata dia, harga udang cendrung turun, sedangkan harga pakan udang justru naik. "Rasanya sedih sekali, hampir sepuluh tahun kami budidaya secara mandiri. Semua kami usahakan sendiri, tak ada air bersih, tak ada PLN, kanal-kanal, pintu-pintu air kami perbaiki secara swadaya. Masak urusan BBM saja kami seperti dipersulit, harusnya pemerintah membantu, ini jeritan hati kami," kata dia.

Saat ini, jumlah petambak di Dipasena ini sekitar 7.200 kepala keluarga. Estimasi kebutuhan solar 15-20 liter/hari per petambak. Jika ambil rata-rata yang budidaya 30%, perlu stok minimal 30 ribu hingga 40 ribu liter/hari.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Perhimpunan Petambak dan Pengusaha Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung) Towilun, mengatakan pihaknya dapat info dari beberapa penyalur BBM mengaku mereka kena razia pihak kepolisian. "Beberapa mobil pengangkut BBM sempat ditahan di Mapolsek Rawajitu. Akhirnya mereka BBM menghentikan aktifitasnya memasok BBM ke Dipasena, mereka istirahat dulu, tidak berani narik," kata Towilun.

Untuk itu, pada Jumat (7/12/2018) pihaknya bertemu Kapolsek di Mapolsek Rawajitu Selatan. Pihaknya mempertanyakan langkanya solar ini. "Menurut Kapolsek langkah yang mereka lakukan sesuai dengan arahan Bupati Tulangbawang Winarti saat kunjungan kerja di Rawajitu Timur berapa hari lalu," kata Towilun.

Dia mengaku bingung, sebab tidak tau apa isi arahan Bupati. "Kami tidak hadir dalam acara kunjungan tersebut. Tapi apa iya Bupati bikin susah rakyatnya, kayaknya tidak mungkin. Kami minta kepada Camat Rawajitu Timur untuk menyampaikan persoalan ini kepada Bupati. Mudah-mudahan segera ada solusi," kata Towilun. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3699


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved