Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tanggapi Soal Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK: Masih Ada, Cuma Tak Seburuk 2015
Lampungpro.co, 18-Feb-2019

Heflan Rekanza 921

Share

JAKARTA (Lampungpro com) : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanggapi pernyataan calon presiden Joko Widodo yang menyebut tidak ada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam tiga tahun belakangan ini. Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono Hadi menyampaikan kebakaran hutan dan lahan masih ada di beberapa tempat meskipun pemerintah bisa mengendalikannya. "Masih ada kebakaran, bukan berarti tidak ada kebakaran sama sekali. Ada kebakaran lahan di beberapa tempat tetapi bisa dikendalikan, jumlahnya tidak seburuk tahun 2015," kata Djati, Senin (18/2/2019).

Djati mengungkapkan, pihaknya menggunakan parameter pengendalian kebakaran hutan berdasarkan jumlah hotspot. Menurut dia, sejak 2015 hingga 2018, jumlah hotspot menurun drastis. "Jumlah hotspot itu belum tentu kebakaran. Itu baru indikasi yang dipantau melalui satelit terkait adanya titik panas," ungkapnya.

Selain jumlah hotspot, KLHK juga menggunakan parameter lain sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan, yaitu tidak ada klaim dari negara tetangga terkait asap lintas negara. "Setelah 2015, kita tidak ada klaim dari Singapura, Malaysia. Jumlah hotspot-nya pun jauh berkurang dari 2015," kata Djati.

Berdasarkan data di situs SiPongi terkait Karhutla Monitoring Sistem KLHK, terdapat 261.060,44 hektare lahan yang terbakar pada 2015. Jumlahnya turun pada 2016, yaitu seluas 14.604,84 hektare. Pada 2017 luas karhutla kembali menurun yaitu 11.127,49 hektare. Begitu pula pada 2018, jumlah lahan yang terbakar luasnya 4.666,39 hektare.

Sementara itu, Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead juga menyebutkan data kebakaran hutan dan lahan selama tiga tahun terakhir. Melalui laman Facebook pribadinya, Nazir menyampaikan jumlah karhutla telah banyak berkurang.

Pada 2015 jumlah karhutla sebanyak 2,6 juta hektare. Sementara pada 2016, jumlahnya menurun di angka 438 ribu hektare. Bahkan pada 2017, jumlahnya makin menurun yaitu 165 ribu hektare. Namun kembali bertambah pada 2018 yaitu 510 ribu hektare karena kemarau panjang. "Karhutla bisa ditangani dalam waktu singkat berkat upaya satgas gabungan TNI/Polri, BNPB/BPBD, Manggala Agni dan masyarakat dibantu dunia usaha," ujar Nazir.

Saat debat capres kedua pada Minggu (17/2), capres petahana Jokowi menyatakan tidak ada kebakaran hutan dan lahan selama tiga tahun terakhir. Meski demikian, Jokowi merevisi ucapannya bahwa pemerintah bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan. "Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut, dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata dia.(**/PRO4)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

249


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved