�
PEKABARU (Lampungpro.com): Tim gabungan dipimpin Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih berupaya melacak harimau sumatera (phantera tigris sumatrae) yang menyerang warga hingga tewas pada Rabu (3/1/2018) lalu. "Tim identifikasi dan translokasi telah berada di lapangan. Hingga kini mereka terus bergerak melacak harimau tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala BBKSDA Riau, Haryono, dilansir Antara, Jumat (5/1/2018).�
Selain BBKSDA Riau, tim gabungan tersebut juga terdiri dari aparat kepolisian serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta pihak perusahaan dengan jumlah sekira 30 personel. Haryono mengungkapkan tim sudah bergerak melakukan pelacakan harimau tersebut sejak hari kejadian, namun belum menemukan titik terang.
Mereka telah dua hari berada di tempat kejadian perkara di areal perkebunan PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP), Desa Tanjungsimpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.�Di lokasi itu, raja rimba yang diperkirakan berusia remaja tersebut menerkam Jumiati, karyawan lepas PT THIP. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.
Dia menuturkan, salah satu kesulitan dalam melacak jejak harimau tersebut adalah luasnya daya jangkau harimau yang mencapai 300 kilometer serta terbatasnya akses komunikasi mengingat lokasi kejadian cukup terpencil.�Tapi, dia menuturkan pihaknya telah memasang sejumlah perangkap dengan cara menarik keluar raja rimba itu menggunakan kambing jantan.�"Kita pancing dia menggunakan kambing jantan. Kenapa? Karena informasinya itu merupakan salah satu upaya yang tepat," tuturnya.�
Selain menurunkan tim untuk identifikasi dan translokasi, dia mengatakan tim yang sama juga berupaya melakukan upaya pencegahan konflik lanjutan antara satwa dilindungi itu dengan masyarakat setempat.�"Jadi, salah satu fokus kita bagaimana agar masyarakat disana tidak melakukan tindakan represif pasca kejadian. Kita telah berupaya melakukan upaya untuk meredam itu, dan mereka bisa menahan diri," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo menjelaskan upaya pelacakan dilakukan dengan mengidentifikasi jejak, kotoran, hingga bulu harimau.�"Sayangnya, sampai sekarang itu belum ditemukan. Nanti gunanya adalah untuk bahan uji DNA. Sehingga ketika sudah tertangkap, bisa dipastikan apakah satwa yang sama yang menyerang korban atau berbeda," kata dia.�
Lebih jauh, Mulyo menjelaskan harimau yang menyerang warga tersebut diduga kuat berasal dari kawasan konservasi Swaka Margastwa Kerumutan. Kawasan konservasi itu hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari lokasi kejadian.�
Kapolres Indragiri Hilir AKBP Christian Rony Putra mengatakan peristiwa tragis itu terjadi saat tiga orang karyawati Eboni Estate, masing-masing Jumiati (33) Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) sedang melakukan pendataan pohon sawit yang terserang hama ganoderma. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4132
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia