Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tim Peneliti Polinela Kembangkan Pengendalian Hayati untuk Tingkatkan Produksi Kacang Tanah
Lampungpro.co, 25-Aug-2024

Sandy 134

Share

Dokumentasi Tim dosen peneliti Polinela Prodi Teknologi Produksi Tanaman Pangan | LAMPUNGPRO.CO/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Upaya meningkatkan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea Linn.) sekaligus mengurangi dampak penyakit tanaman, tim peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) telah melakukan sebuah penelitian inovatif bertajuk "Optimasi Trichoderma sp. dan Talaromyces sayulitensis terhadap Intensitas Serangan Penyakit dan Respon Produktivitas 4 Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea Linn.)".

Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Yuriansyah, M.P., dengan anggota tim Juwita Suri Maharani, S.P., M.Si., dan Priyadi, S.P., M.Si. Penelitian ini menunjukkan kontribusi signifikan dalam bidang pertanian.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi petani dan peneliti lainnya dalam meningkatkan produksi tanaman secara berkelanjutan. Fokus penelitian ini adalah penggunaan Trichoderma sp. dan Talaromyces sayulitensis sebagai agen pengendali hayati untuk mengoptimalkan pengendalian penyakit karat daun dan meningkatkan produktivitas empat varietas kacang tanah.

Trichoderma sp. dan Talaromyces sayulitensis dikenal sebagai cendawan antagonis yang efektif dalam menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit karat daun. Mekanisme pengendalian yang digunakan oleh kedua jenis cendawan ini meliputi kompetisi ruang dan nutrisi, mikoparasitisme, serta antibiosis.

"Misalnya, Trichoderma sp. mampu menempel dan tumbuh pada hifa cendawan patogen, kemudian membentuk apresoria untuk memasuki sel patogen dan menghasilkan enzim fungitoksik seperti glukanase dan kitinase, yang berfungsi merusak dinding sel cendawan patogen," jelas Yuriansyah, kepada Lampungpro, Jumat (23/8/2024).

Yuriansyah menambahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Trichoderma sp. dan Talaromyces sayulitensis secara signifikan dapat mengurangi intensitas serangan penyakit karat daun pada tanaman kacang tanah. "Selain itu, aplikasi Trichoderma sp. juga terbukti meningkatkan perkecambahan benih dan memperbaiki vigor tanaman, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan hasil produksi kacang tanah," terangnya.

Menurut Yuriansyah, keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari penggunaan agen pengendali hayati untuk pengelolaan penyakit tanaman yang lebih ramah lingkungan. Dengan penggunaan Trichoderma sp. dan Talaromyces sayulitensis, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

"Ini adalah langkah maju menuju pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem," ujar Yuriansyah.

Sementara itu, Juwita Suri anggota penelitian mengatakan, penelitian ini memiliki implikasi yang luas dalam sektor pertanian, khususnya dalam meningkatkan produksi kacang tanah, serta mengurangi dampak negatif dari penyakit karat daun. "Dengan menggunakan agen pengendali hayati yang ramah lingkungan, petani dapat menerapkan metode pengendalian penyakit yang lebih aman dan berkelanjutan," kata Juwita.

Juwita Suri Maharani menambahkan, bahwa penerapan penelitian ini di lapangan diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan teknologi serupa untuk tanaman lain yang rentan terhadap penyakit, sehingga mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia secara keseluruhan.

Priyadi yang juga anggota tim penelitian menjelaskan, kesadaran tentang pentingnya penggunaan agen pengendali hayati dalam pertanian berkelanjutan perlu terus ditingkatkan. Dalam jangka panjang, diharapkan praktik pertanian seperti ini dapat memperbaiki kualitas tanah, menjaga keseimbangan ekosistem, dan memberikan hasil yang lebih baik bagi petani.

"Penelitian ini tidak hanya memberikan solusi praktis untuk meningkatkan produktivitas kacang tanah, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan," kata Priyadi, anggota tim peneliti.

Melalui penelitian ini, Polinela tidak hanya berkontribusi dalam bidang akademis tetapi juga memberikan dampak nyata bagi praktik pertanian di Indonesia. Pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengendalian penyakit tanaman menjadi kunci untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di masa depan. (***)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1218


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved