Dosen Universitas Teknokrat Indonesia bersama pengurus Sekolah SMK Islam Adiluwih, Pringsewu | Lampungpro.co/Humas UTI

PRINGSEWU (Lampungpro.co) : Universitas Teknokrat Indonesia melakukan pendampingan Hybrid Learning pada masa pandemi dan transisi SMK/SMA se-Provinsi Lampung. Hal tersebut merupakan rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental Universitas Teknokrat Indonesia tahun 2021. Bertempat di SMK Islam Adiluwih, Pringsewu, Senin (20/9/2021), dan dihadiri oleh Kepala Sekolah Abdul Latif, S.Ag. dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik Umi Salamah, S.Pd. serta, 20 perwakilan guru peserta pendampingan.

Materi pendampingan dipaparkan oleh Achmad Yudi Wahyudin, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Umum mengenai Sistem Pembelajaran Online. Yang berpusat pada peserta didik melalui pengembangan website s.id/smkislamadiluwih.

Selain itu, kunjungan ini juga sekaligus sebagai monitoring evaluasi Program Kampus Mengajar bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan di Fakultas Sastra dan Ilmu Pendidikan Universitas Teknokrat Indonesia. Tim Universitas Teknokrat Indonesia yang turut serta dalam kegiatan tersebut adalah:
Dr. Afrianto, M.Hum. (Kepala P3LT), Dr. Heri Kuswoyo, M.Hum. (Kepala LPPM UTI), Sugama Maskar, M.PMat. (Kaprodi Pendidikan Matematika).

Ahmad Yudi berharap ini bisa terus menguatkan kontribusi dan citra Universitas Teknokrat Indonesia sebagai PTS terbaik di Sumatera dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah di Provinsi Lampung. "Sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi untuk terus memberikan peningkatan mutu pendidikan yang ada khususnya di Provinsi Lampung. Pola pembelajaran kini mengalami banyak perubahan sejak adanya pandemi, semoga dengan sistem hybrid learning ini peserta didik dan guru mampu meningkatkan mutu pembelajaran," ucap Ahmad Yudi.

Wakil Rektor I Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM. mengungkapkan, program revolusi mental ini menjadi tanggung jawab kampus dalam pengimplementasian di lapangan. Pembelajaran sistem Hybrid mengharuskan guru memiliki keterampilan yang memadai, sebab itu para guru diberikan pembekalan agar mereka bisa mengimplementasikan di ruang kelas baik daring maupun luring. (**)