Universitas Teknokrat Indonesia Saat Meneken Nota Kesepahaman di SMK Muhammadiyah I Kota Agung | Lampungpro.co/Dok Teknokrat

KOTA AGUNG (Lampungpro.co): Universitas Teknokrat Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) terbaik di Asean, menandatangani nota kesepahaman dengan SMK Muhammadiyah I Kota Agung, Tanggamus, Sabtu (4/2/2023). Penandatanganan dilakukan usai tim dosen dan mahasiswa melakukan pengabdian dalam skema sekolah binaan.

Adapun materi yang disampaikan tim dosen dan mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia adalah public speaking dan TOEIC. Tim dosen yang dilibatkan dalam kegiatan ini ada Akhyar Rido, M.A., Ph.D., �Dr. Heri Kuswoyo, M.Hum., dan Dr. E. Ngestirosa E.W.K., M.A.

Untuk mahasiswa yang diikutsertakan dalam kegiatan kali ini adalah Sahat Kaban, Shavina Lestiani, Edho Anggara, dan Rizma Amalia. Rombongan diterima langsung oleh Kepala Sekolah Saipi Samba.

Kepala SMK Muhammadiyah I Kota Agung, Saipi Samba mengucapkan terimakasih ke Yayasan Pendidikan Teknokrat, Rektor, para wakil rektor, dekan, dosen, dan mahasiswa yang telah mendukung terlaksananya kegiatan. "Semoga kerjasama ini terus terjalin untuk menciptakan pendidikan berkualitas," kata Saipi Samba.

Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr H Mahathir Muhammad SE MM menjelaskan, public speaking diberikan ke siswa agar mereka terlatih menyampaikan gagasan kepada publik. Berbicara di depan umum sudah menjadi satu keterampilan yang mesti dikuasai, sehingga siswa piawai dalam menyampaikan gagasan.

"Public speaking khususnya dalam Bahasa Inggris, ke depan sangat dibutuhkan. Karena itu, tim dosen dan mahasiswa membekali siswa di sekolah ini dengan kemampuan itu," jelas Mahathir Muhammad.

Mahathir menilai, keterampilan berbicara saat ini sangat penting untuk dunia kerja. Sehingga ketika proses wawancara, lulusan SMK bisa piawai dalam menjawab dan meyakinkan pihak perusahaan.

Mahathir bangga siswa SMK ini mampu merespons materi dengan baik. Ia berharap, kualitas siswa dalam bercakap-cakap dalam bahasa Inggris meningkat. (***)

Editor : Febri Arianto