PRINGSEWU (Lampungpro.co): Warga Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, menggelar ritual keagamaan Entas-Entas, Kamis (5/6/2025). Upacara suci ini merupakan bentuk penghormatan terakhir terhadap leluhur umat Hindu yang telah meninggal dunia, dengan tujuan menyempurnakan roh agar mencapai moksa atau kebahagiaan abadi.
Prosesi sakral ini berlangsung khidmat di tengah suasana adat yang kental, dengan dihadiri tokoh agama, pemangku adat, serta keluarga besar yang sedang melaksanakan upacara. Aparat Polsek Pagelaran turut mengamankan jalannya kegiatan guna memastikan keamanan dan ketertiban selama ritual berlangsung.
Kapolsek Pagelaran, Iptu Sarijo, mengatakan pihaknya menurunkan sejumlah personel ke lokasi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang hadir dan mendukung penuh pelestarian budaya lokal.
Simbol Penyucian Roh Menuju Alam Suci
Dalam pelaksanaan ritual Entas-Entas, terdapat berbagai tahapan sakral seperti persembahyangan bersama, pembacaan mantra suci, serta pemberian sesajen. Roh yang telah meninggal disimbolkan melalui boneka petra dari dedaunan dan bunga, yang kemudian secara simbolis “dibebaskan” agar mencapai alam yang lebih suci.
“Ritual ini sangat penting bagi kami umat Hindu sebagai bentuk pengabdian terakhir kepada orang tua atau kerabat yang telah meninggal dunia,” ungkap salah satu warga.
Asal Usul Entas-Entas
Ritual Entas-Entas memiliki akar budaya kuat yang berasal dari tradisi Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Kata entas dalam bahasa Jawa berarti "mengangkat" atau "membebaskan", yang mencerminkan tujuan upacara untuk membebaskan roh dari keterikatan duniawi. Tradisi ini umumnya dilaksanakan pada hari ke-1000 atau setidaknya hari ke-44 setelah kematian seseorang.
Di dalamnya terkandung nilai-nilai spiritual untuk menyucikan roh agar menuju surga atau alam kedamaian abadi. Dalam kepercayaan masyarakat Tengger, roh yang belum dientas diyakini masih terikat di alam dunia dan belum bisa beristirahat tenang. Karena itu, ritual ini menjadi bagian penting dari siklus kehidupan dan kematian dalam tradisi Hindu lokal.
Pelestarian ritual Entas-Entas di luar wilayah asalnya, seperti di Pekon Lugusari Pringsewu, menjadi bukti kuat keberlangsungan budaya spiritual lintas daerah. Tak hanya sebagai tradisi religius, upacara ini juga mempererat hubungan sosial dan menjadi sarana pendidikan nilai-nilai leluhur kepada generasi muda.
“Ini bagian dari upaya kami melestarikan adat dan ajaran Hindu yang diwariskan turun-temurun,” kata salah satu pemangku adat dalam kegiatan tersebut.
Dengan tetap menjunjung nilai kearifan lokal, masyarakat berharap ritual Entas-Entas dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya spiritual Indonesia yang kaya akan makna. (***)
Editor Amiruddin Sormin
#Berikan Komentar
Tanpa itu, generasi muda kita hanya akan mewarisi penyakit...
1905
Lampung Selatan
387
870
06-Jun-2025
287
06-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia