JAKARTA (Lampungpro.co): Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan pandemi Covid-19 adalah meluruskan hoaks alias kabar bohong yang beredar. Hal ini diakui oleh Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Siti Nadia Tarmizi.
Dia mengatakan hoaks menghambat sosialisasi, edukasi, dan percepatan vaksinasi demi mengejar target kekebalan kelompok (herd immunity). "Kendala terbesarnya adalah misinformasi dan hoaks. Seiring dengan informasi yang kita berikan, hoaks dan misinformasi juga semakin banyak. Saat ini, informasi salah atau hoaks terkait vaksin ada 1.300. Ini adalah sebuah tantangan," kata dr. Nadia dilansir Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Selasa (24/8/2021) dari Antara.
Lebih lanjut, dr. Nadia mengatakan, hoaks dan misinformasi muncul secara timbul-tenggelam. Menurutnya, ini adalah tantangan utama. Dia mengatakan penting bagi masyarakat untuk lebih jeli dan kritis dalam menerima, menerima, dan hingga menyebarkan sebuah informasi. "Ini adalah tantangan utama agar masyarakat mau cek beritanya hoaks atau tidak," kata dia.
dr. Nadia melanjutkan, isu paling banyak diangkat di narasi hoaks terkait vaksinasi adalah mengenai efek samping. "Seperti, setelah vaksin malah menjadi lumpuh, meninggal dunia, tubuh tertanam chip, dan lainnya," jelasnya.
"Kalau (hoaks/misinformasi) terkait Covid-19, banyak sekali. Terutama soal obat-obatan Covid-19 dan setelah vaksinasi seperti air kelapa, susu kaleng, minyak kayu putih, dan lainnya. Ada juga soal Covid-19 adalah penyakit seperti flu dan tidak perlu masker. Ini misleading jika kemudian masyarakat membaca hal tersebut," imbuhnya.
Hoaks dan informasi salah tersebut, lanjut dr. Nadia, dapat menciptakan keraguan masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. "Ini membuat masyarakat ragu-ragu, karena edukasi dan sosialisasi yang belum sampai dan tidak tahu harus bertanya ke mana," katanya.
Pada bagian lain, Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Ahmad Yani, mengatakan sosialisasi dari pemerintah dan pihak terkait semakin masif digaungkan diharapkan bisa meredakan informasi salah tersebut. "Dengan intervensi dan Kemenkes memberikan sosialisasi yang cukup besar dan komperhensif, diharapkan lama-lama hoaks akan hilang. Masyarakat sebenarnya mau divaksin, hanya saja lebih dijelaskan lagi kebutuhannya," kata Yani.
Kegiatan vaksinasi ini adalah orkestra yang mana bertujuan untuk kembalikan kondisi semula sebelum pandemi. "Ini langkah yg harus dilakukan bersama. Selain pemerintah, yang paling penting adalah keikutsertaan pihak ketiga untuk mendorong percepatan vaksinasi dan targetnya bisa tercapai," imbuhnya. (***)
Editor: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1286
Lampung Selatan
3982
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia