BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti kelas Sharing Success yang menghadirkan Prof. Ismunandar, Ph.D., Mantan Duta Besar Indonesia untuk UNESCO. Acara ini digelar di Aula Kampus UTI pada Kamis (3/10/2024) dan dipandu oleh Wakil Rektor UTI, Dr. Mahathir Muhammad, S.E., M.M., dengan dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A., serta ratusan mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ismunandar, yang baru saja menyelesaikan masa jabatannya sebagai Duta Besar untuk UNESCO pada 30 September 2024, berbagi pengalaman dan kiat sukses yang telah membawanya pada pencapaian saat ini. Ia mengungkapkan rasa nostalgia ketika kembali ke Lampung, tempat ia mengenyam pendidikan di Kota Metro.
“Lampung bagi saya seperti pulang kampung, karena saya dulu bersekolah di Metro. Kesuksesan memiliki banyak definisi, tetapi yang terpenting adalah selalu bersyukur atas setiap pencapaian yang telah diraih,” ungkap Prof. Ismunandar.
Selain berbicara tentang pengalamannya di UNESCO, Prof. Ismunandar juga membahas pentingnya memanfaatkan teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI) dengan bijak. Menurutnya, dalam menghadapi perkembangan AI, manusia harus terus meningkatkan kecerdasannya dan membangun jejaring yang luas.
“Untuk sukses, jangan ragu mengambil kesempatan. Yang terpenting adalah memiliki jaringan atau network. Adanya AI menuntut kita untuk lebih cerdas daripada AI itu sendiri. Kita juga perlu membayangkan kembali masa depan, dan pendidikan harus beradaptasi dengan kebutuhan sosial yang baru. Pekerjaan di masa depan harus didasarkan pada passion dan berfokus pada penyelesaian masalah dunia,” jelasnya.
Prof. Ismunandar juga menjelaskan tentang peluang karier di UNESCO, sebuah badan PBB yang membutuhkan talenta global. Ia menggambarkan UNESCO sebagai "laboratorium gagasan" yang menetapkan standar internasional dan membantu negara-negara yang membutuhkan, termasuk Indonesia sebelum merdeka.
“UNESCO membantu banyak negara, dan sekarang Indonesia yang telah berkembang menjadi negara menengah, saatnya kita membantu negara lain,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Ismunandar juga menyoroti pentingnya menjaga status Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung yang masih masuk dalam kategori in danger sejak 2011, serta konservasi satwa langka seperti badak di Ujung Kulon dan Komodo.
“Kita harus berjuang untuk menjaga kelestarian Taman Nasional Bukit Barisan dan melindungi satwa-satwa seperti badak dan komodo agar tetap bertahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Ismunandar juga menyampaikan bahwa beberapa warisan budaya Indonesia, seperti Reog Ponorogo, Kulintang, dan Kebaya, tengah dalam proses pengajuan sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO.
“Saat ini kita sedang mengajukan Reog Ponorogo, Kulintang, dan Kebaya. Seperti halnya Batik yang telah diakui, budaya kita perlu didaftarkan dan dilestarikan. Ini bukan untuk klaim atau rebutan, tetapi untuk menjaga keberlanjutan budaya,” tandasnya.
Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. Mahathir Muhammad, S.E., MM. mengapresiasi acara ini dan menyebutnya sebagai kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah wawasan global serta memotivasi mereka untuk meraih kesuksesan di masa depan. (***)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1192
Lampung Selatan
2412
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia