BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Ide awalnya sederhana. Bagaimana memanfaatkan pratek kerja mahasiswa tidak hanya di perusahaan besar. Pengalaman menunjukkan mahasiswa yang magang di perusahaan besar cuma mengikuti sistem dan standar operasional prosuder (SOP) perusahaan tanpa bisa benkontribusi ilmu yang didapat di kampus. Sekaligus mencari terobosan membangkitkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ikut terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Berangkat dari ide sederhana itu Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Lampung mengemas program Apindo UMKM Merdeka dengan sebutan Bina UMKM bermodalkan 35 mahasiswa IIB Darmajaya dan melibatkan 10 pelaku UMKM. Ke-35 mahasiswa ini langsung terlibat membina berbagai aspek yang selama ini jadi kelemahan UMKM.
Menurut Ketua DPD Apindo Lampung Ary Meizari Alfian, mahasiswa memiliki kemampuan secara teori yang didapat di kampus dan membutuhkan ruang untuk mengaplikasikan teori melalui program Kampus Merdeka Merdeka Belajar. "Jika mahasiswa magang di perusahaan-perusahaan besar, tidak akan maksimal karena perusahaan besar memiliki sistem baku. Kalau di UMKM mahasiswa dituntut membantu UMKM membenahi berbagai kekurangan UMKM dengan bekal teori mahasiswa dari kampus. Sehingga mahasiswa benar-benar bisa mengaplikasikan ilmunya," kata Ary di Bandar Lampung, Senin (8/5/2023).
Salah satu UMKM yang dibina yakni, Ruli Indri, yang semula hanya perajin rumahan pempek di Jalan Jalan Wolter Monginsidi Gang Masjid Asy-Syuhada 43, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung. Awalnya, semua produksi berjalan apa adanya, tanpa brand, dan pemasaran di sekitarnya.
Ibu rumah tangga ini kemudian masuk radar pantauan dan dijadikan binaan sejak 2022. Ruli Indri yang tak mengenal manajemen pun mendapat bimbingan dari para mahasiswa program Belajar Mwrdeka Kampus Merdeka. "Alhamdulillah saya diikutsertakan dalam pelatihan pelatihan, seperti pelatihan manajemen keuangan, manajemen produksi, dan perizinan, seperti NIB, halal, dan NPWP," kata Ruli Indri, di Bandar Lampung, Kamis (11/5/2023).
Dia mengatakan sebelumnya, dia tidak punya perizinan dan tidak punya laporan keuangan. Bahkan belum belum punya stiker dan label merek. Berkat sentuhan dan kreatifitas para mahasiswa program UMKM Belajar Merdeka Kampus Merdeka, produknya diberi nama Pempek Uly lengkap dengan logo dan brand perusaah. "Alhamdulillah setelah dibina oleh Apindo sekarang Pempek Uly sudah punya dua lokasi penjualan yakni di Jalan Wolter Monginsidi dan di Warta Kafe PWI Lampung Jalan Ahmad Yani," kata Ruli.
Tak hanya membenahi manajemen, para mahasiswa yang umumnya menguasai teknologi informasi (IT) mendorong Pempek Uly untuk masuk e-commerce yakni seperti GoFoof. Ruli mengaku dibimbing langsung bagaimana memanfaatkan Smartphone menghasilkan cuan.
"Dari segi penjualan juga banyak peningkatan. Alhamdulilah tadinya cuma jualan di lapak. Sekarang sudah ada di Gofood. Harapannya semoga pelaku usaha seperti Uly bisa terus dibina dan diberi arahan dan pelatihan dalam pengembangan usaha dalam bentuk pemasaran dan juga perizinan lainnya. Semoga dari pihak Apindo bisa menjembatani dengan pihak pemerintah atau dinas agar pelaku usaha UMKM seperti Pempek Uly dapat bantuan fasilitas yang dibutuhkan," kata Ruli.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1476
Bandar Lampung
1837
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia