"Saat ini konektivitas di Wakatobi masih minimalis. Saya ajak Direktur Garuda Indonesia dan ASDP ke Wang Wangi, mendarat ke Matahora Airport untuk langsung berdiskusi dengan pemerintah daerah. Supaya ditemukan solusi yang tepat dan cepat, membangun konektivitas di sektor Pariwisata," ujar Menhub Budi Karya.
Menhub Budi tidak sendiri terbang ke WangiWangi. Dia mengajak top manajemen operator sektor transportasi yaitu Direktur Komersial Garuda Indonesia Agus Toni Soetirto, dan Direktur Utama PT ASDP Faik Fahmi untuk bertemu dengan Bupati Wakatobi Arhawi, dan langsung membahas rencana pengembangan bandara dan pelabuhan untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Wakatobi.
Menhub bersama rombongan melakukan tinjauan ke bandara Matahora dan pelabuhan Wanci. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan. Menhub Budi mengatakan, sudah ada beberapa kesepakatan antara Kemenhub, operator transportasi, dan pemerintah daerah untuk mensupport transportasi dan memajukan potensi pariwisata di Wakatobi.
Menhub menegaskan akan merealisasi rute penerbangan dari Bali menuju Wakatobi. Menjadikan Bali sebagai tourism hub, yang kemudian didistribusikan ke berbagai destinasi penting di tanah air. Wisatawan yang ke Bali sudah banyak, dan itu bisa dengan cepat menarik wisatawan ke Wakatobi. "Konsepnya crowd attrach crowd. Di mana ada keramaian (Bali) yang dihubungkan, nanti keramaian lainnya akan datang (Wakatobi). Atas dasar itu kita buat konektivitas dari Bali ke Wakatobi," ujar Budi Karya.
"Sudah ada kesepakatan antara pemkab Wakatobi dan Garuda, bahwa nanti pemkab berniat memberi subsidi, dan Garuda memastikan akan terbang ke sini. Sekitar bulan April mudah-mudahan Garuda sudah mulai beroperasi, bisa 2x seminggu atau 3x seminggu tergantung kebutuhan," katanya.
Untuk mendukung tersebut, Kemenhub akan membantu mengoptimalisasi sisi udara bandara, diantaranya, menambah ketebalan (pcn) landasan, dan memperpanjang runway bila diperlukan. "Pcn nya sekarang masih dibawah 25. Perlu dioverlay menjadi 35 sampai 38. Lalu antisipasi Boeing 737 yang hendak mendarat di sini, kita akan tambah runwaynya menjadi 2400 meter," ujarnya.��
Saat ini Bandara Matahora memiliki fasilitas runway 2000x30 m2 yang bisa didarati pesawat jenis ATR 72-500. Ke depan, Menhub Budi akan menyambungkan penerbangan dari Bali, Wakatobi, dan Toraja. Ketiganya merupakan destinasi pariwisata andalan Indonesia. "Nanti kita akan selesaikan bandara Pontiku di Toraja kurang lebih 6 bulan dengan kapasitas ATR. Nantinya akan terjadi suatu kombinasi penerbangan yang menarik. Dari Bali dengan kultur, Wakatobi unggul di nature dan wisata bahari, dan Toraja yang magis dan mengkombinasi antara alam dan budaya," ujarnya.
Selain penerbangan, Menhub Budi juga mengungkapkan akan mengoptimalkan angkutan penyeberangan di Wakatobi. "Wakatobi kan terdiri dari 4 pulau, Wangi-wangi Kaledupa Tomia dan Binongko. Tidak boleh ada yang tidak terkoneksikan dari 4 pulau besar itu. Makanya saya ajak Dirut ASDP untuk membahas bagaimana konektivitas ini bisa terjadi menggunakan angkutan penyeberangan," katanya.
Menhub meminta ASDP untuk melakukan studi terkait kemungkinan ASDP untuk beroperasi melayani angkutan penyeberangan di beberapa pelabuhan di Wakatobi, termasuk di pelabuhan Wanci.
"Saya minta ASDP melakukan studi. Pertama studi trafiknya, dan seterusnya studi mengenai pelabuhan-pelabuhan yang ada (di Wakatobi). Kalau trafik belum banyak, kita cari alternatif lainnya. Ya studinya paling cepat 1 bulan sampai 6 bulan," ujarnya
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4138
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia