Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Barack Obama dan Keluarga Kunjungi Pura Tirta Empul Bali
Lampungpro.co, 29-Jun-2017

1388

Share

Kemudian, terdapat gapura Candi Bentar dan memasuki sebuah tanah lapang luas dengan pendopo cukup besar berada di sisi sebelah kanan. Halaman luas dengan bale besar ini berada di area tepat sebelum masuk ke lokasi kolam Pura Tirta Empul Gianyar.

Candi Bentar sebagai gerbang masuk, yang diapit oleh dua pelinggih, tampak berada di ujung halaman. Di sebelah kiri halaman ini terdapat sebuah Kori Agung yang sangat indah dengan latar belakang Istana Kepresidenan Tampaksiring.

Sepasang raksasa bermahkota di kepalanya terlihat berjaga di depan pintu berukir halus dengan sapuan warna keemasan dan bagian atas pintu terdapat ukiran Kala dengan kedua taring mencuat ke atas. Berbeda dengan kebanyakan Kala, pada Kala di Kori Agung Pura Tirta Empul Gianyar ini terdapat sepasang tangan dengan jari terkembang.

Di ujung halaman terdapat prasasti dengan huruf latin dan Bali, berisi tata cara kunjung ke tempat suci ini. Di balik dinding terdapat kolam persegi panjang dengan deret pancuran tempat orang melukat atau membersihkan diri secara spiritual. Terdapat dua kolam di Pura Tirta Empul, dengan 30 buah pancuran menghadap ke selatan.

Kompleks Pura Tirta Empul Gianyar diperkirakan berdiri tahun 960 M semasa Chandra Bhayasingha, raja keempat Wangsa Warmadewa yang berkuasa di Pulau Bali pada abad ke 10-11. Pendirinya adalah Sri Kesari Warmadewa, yang disebut dalam prasasti Blanjong di Sanur. Airlangga, Raja Kahuripan, adalah keturunan ke-8 wangsa ini.

Sementara, mengenai sejarah adanya Pura Tirta Empul ini dikisahkan lebih dari 1.000 tahun lalu hidup seorang raja jahat sakti bernama Mayadenawa yang bisa mengubah dirinya menjadi bentuk apa saja. Pendeta Sang Kulputih memohon Batara Indra untuk membunuh Mayadenawa.

Pasukan Mayadenawa pun berhasil dikalahkan oleh pasukan Batara Indra dan sisanya melarikan diri. Malam itu, dengan memiringkan telapak kakinya agar tidak meninggalkan jejak, Mayadenawa berjalan menyusup ke dalam kemah pasukan Batara Indra untuk membuat mata air cetik (racun). Peristiwa ini menjadi asal nama Tampaksiring, yang berarti tanpa jejak. Esoknya banyak pasukan Bhatara Indra ditemukan mati setelah minum air Cetik.

1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved