Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Begini Cerita Jokowi Soal Sulitnya Kelola Negara Dihadapan Sandiaga Uno
Lampungpro.co, 25-Sep-2018

Erzal Syahreza 861

Share

Kadin, Jokowi, Sandiaga Uno, Pilpres 2019, Lampung, Bandar Lampung, Lampungpro.com, Info Lampung, Info Bandar Lampung, Politik, Politik Lampung, Politik Bandar Lampung, Politik Terkini, Politik Kekinian, Info Pemilu, Kongres Kadin

JAKARTA (Lampungpro.com): Presiden Joko Widodo berbicara mengenai sulit dan pahitnya mengelola negara dihadapan rivalnya, Sandiaga Uno. Hal tersebut terjadi saat Presiden Jokowi dan Sandiaga sama-sama menghadiri acara 50 tahun Kadin di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Senin (24/9/2018) malam.

Dalam acara itu, Jokowi yang juga calon presiden nomor urut 01 didapuk sebagai pembicara utama. Sementara, Sandiaga yang merupakan calon wakil presiden nomor urut 02 hadir sebagai salah satu anggota Kadin. Jokowi sempat menyapa secara khusus Sandiaga sebelum memulai pidatonya. "Tidak lupa sahabat baik saya yang satu ini, Bapak Sandiaga Uno. Kalau enggak saya sebut bisa keliru besar," kata Jokowi.

Sandiaga pun langsung berdiri dari tempat duduknya saat disapa Jokowi. Ia lalu tersenyum sambil membungkukkan badan. Anggota Kadin lain yang hadir bertepuk tangan melihat momen tersebut. Jokowi lantas bicara soal sulitnya mengelola negara sebesar Indonesia. Sebab, ada lebih dari 17 ribu pulau yang harus diperhatikan pembangunannya.

"Mengelola negara sebesar ini tidak gampang, tidak mudah. Setiap daerah memiliki kasus, permintaan dan kebutuhan berbeda. Banyak yang menanyakan kepada saya, kalau hitung-hitungan politik, ekonomi yang paling cepat itu bangun di Jawa," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan, sebanyak 60 persen penduduk itu di Jawa. Secara hitung-hitungan politik dan ekonomi, maka membangun Jawa saja sebenarnya sudah cukup untuk meningkatkan perekonomian serta meningkatkan elektabilitas bagi seorang petahana.

Namun, Jokowi menegaskan, ia tak mau terjebak dengan cara mudah tersebut. Ia ingin agar pembangunan merata di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Ia pun mengakui upaya pembangunan yang merata ini tak langsung berdampak pada perekonomian. "Tapi kadang harus sakit pahit dulu, jangan suka yang instan-instan, yang cepat-cepat, karena enggak ada sekarang yang instan, apalagi negara sebesar ini pasti ada prosesnya," kata dia.

Selain kawasan yang luas dan persoalan dalam negeri yang beragam, Jokowi juga menyinggung adanya masalah dari luar negeri. Situasi global, menurut Jokowi, ikut mempersulit pengelolaan negara. Misalnya, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China dan pelemahan ekonomi di beberapa negara lain.

Namun, Jokowi memastikan bahwa pemerintah terus berupaya mengatasi dampak dari kondisi perekonomian global yang tidak menentu. "Konsolidasi dan koordinasi yang kuat antara moneter, fiskal dan dunia usaha. Kalau bisa sektor itu ketemu, akan gampang sekali membangun yang namanya trust. Baik public trust, baik international trust, market trust, market confidence," ujar dia.

Dalam acara tersebut, Jokowi pun mendapat penghargaan dari Kadin sebagai tokoh pemerataan pembangunan karena kebijakannya yang membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia. Sandiaga pun mengucapkan selamat kepada Jokowi. Ia mengakui pencapaian Jokowi di bidang pembangunan infrastruktur. Namun, Sandiaga juga memiliki catatan bahwa infrastruktur yang selama ini dibangun tak terlalu berdampak langsung pada penyediaan lapangan kerja. "Dampak yang dirasakan lapangan pekerjaan enggak langsung diciptakan melalui pembangunan infrastruktur ini," kata dia. (***/PRO3)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved