Gubernur Lampung Saat Membuka Ijtima Ulama dan Umara Lampung | Lampungpro.co/Dok Kominfo

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, membuka Ijtima Ulama dan Umara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung di Ballroom Hotel Horison, Senin (8/9/2025) malam.

Forum yang digelar dua hari tersebut, turut menjadi ruang pertemuan strategis antara ulama dan pemerintah, dalam merumuskan langkah menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat kepercayaan publik.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, pihaknya turut menekankan pentingnya sinergi ulama dan pemerintah, sebagai penopang kehidupan berbangsa dan beragama.

"Ulama adalah penerang hati umat, sementara umara adalah penggerak roda pemerintahan. Ketika keduanya berjalan beriringan, maka bangsa ini akan kokoh dan kepercayaan masyarakat terjaga," kata Rahmat Mirzani Djausal.

Gubernur Mirza juga menilai, persatuan ulama dan pemerintah bukan hanya sekadar simbolik, namun ia juga mengingatkan pengalaman negara lain yang gagal menjaga keutuhan, karena tidak ada kesatuan hati antara rakyat, ulama, dan pemerintah.

Baginya, syarat damai adalah satu hati, dan forum ijtima ini tentu akan mengikat kesatuan tersebut. Mirza juga menyinggung peran pondok pesantren di Lampung, yang menurut data pemerintah, terdapat sekitar 1.300 pondok yang berkontribusi dalam mengisi kekosongan sosial di masyarakat.

Gubernur menilai, forum keagamaan semacam ini memiliki dampak langsung pada kondisi sosial politik daerah. Ia mencontohkan doa bersama yang digelar sehari sebelum aksi unjuk rasa di Lampung, sebagai upaya mendinginkan suasana.

"Ijtima ini bukan pertemuan seremonial, karena ini adalah panggilan persatuan dan momentum menyatukan langkah. Ulama memberi arahan moral, pemerintah menjalankan kebijakan dengan amanah, dan masyarakat menjaga harmoni," ujar Rahmat Mirzani Djausal.

Gubernur Lampung juga mengaitkan forum tersebut, dengan visi pembangunan jangka panjang, yang menyebut visi "Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045," hanya bisa terwujud bila ulama, pemerintah, dan masyarakat saling bergandengan tangan.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Lampung, Prof. KH. Moh. Mukri, menegaskan, forum tersebut berfungsi sebagai penguat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah. MUI ingin Lampung menjadi contoh, ulama dan umara bisa beriringan menjaga keutuhan bangsa.

"Kami berharap, kegiatan ini nantinya dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, yang nantinya dapat menjadi rujukan pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat," ungkap Prof. Moh Mukri.

Menurutnya, keterlibatan berbagai elemen masyarakat sangat penting dilakukan, untuk memperkuat peran agama dan kepemimpinan dalam kehidupan bernegara.

Ijtima juga diisi tausiah dari Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Muhammad Cholil Nafis, yang mengangkat tema revitalisasi peran ulama dan umara dalam menjaga kepercayaan publik.

Tausiah lainnya datang dari Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, yang membawakan materi "Polri di Tengah Gelombang Aspirasi," dengan menekankan pendekatan humanis dan persuasif dalam menjaga ketertiban.

Selain jajaran Forkopimda Lampung, acara turut dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, pimpinan Ormas islam, organisasi keagamaan, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung. Kehadiran mereka mempertegas posisi Ijtima sebagai forum lintas elemen yang memperkuat stabilitas sosial.

Ijtima Ulama dan Umara di Lampung menandai upaya nyata membangun keselarasan antara kekuatan spiritual dan politik. Forum ini diharapkan menjadi fondasi baru dalam menjaga harmoni sosial, sekaligus memastikan pembangunan di daerah berjalan seiring dengan nilai-nilai moral dan keagamaan. (***)

Editor : Febri Arianto