Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bupati Lampung Timur Hadiri Forum Dunia HAM 2017 di Korea Selatan
Lampungpro.co, 17-Sep-2017

Lukman Hakim 1137

Share

LAMPUNG TIMUR (Lampungpro.com): Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim menghadiri agenda World Human Rights Cities Forum 2017 (WHRCF 2017) atau Forum Dunia Hak Asasi Manusia 2017 di Gwangju, Korea Selatan dari Kamis (14/9/2017) hingga Minggu (17/9/2017).

Chusnunia Chalim mengatakan andilnya Kabupaten Lampung Timur dalam WHRCF 2017 karena daerah yang dipimpinnya telah dikenal di Indonesia sebagai kabupaten yang berkomitmen terhadap pemenuhan isu HAM atau Kabupaten Ramah HAM. Dan, sebelumnya kami juga telah mengukuhkan sebuah desa bernama desa ramah anak di Lampung Timur, kata Chusnunia.

Dan terpilihnya Kabupaten Lampung Timur menjadi salah satu Kabupaten Ramah HAM, kata Chusnunia, karena telah turut mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait dengan pemajuan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM. Hal itu bukti konkret dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Lampung Timur Nomor 48 Tahun 2016 tentang Lampung Timur Kabupaten Ramah HAM.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim (depan/lima dari kiri) usai menyatakan sikap persoalan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kegiatan World Human Rights Cities Forum 2017, di Gwangju, Korea Selatan. | HUMAS LAMTIM/Lampungpro.com

 

WHRCF 2017 merupakan pertemuan ke-7 kalinya yang bertujuan untuk mengupayakan bertukar pengalaman antara kota-kota yang berkomitmen terhadap Hak Asasi Manusia di seluruh dunia, dan bertujuan memperkuat aliansi global kota-kota Hak Asasi Manusia berdasarkan Prinsip-prinsip Panduan Gwangju untuk Kota Hak Asasi Manusia. Jika semua bisa menghargai HAM dan tidak melanggar HAM, yang tercipta yaitu kenyamanan dan ketentraman, kata Nunik, sapaan Chusnunia Chalim.

Pada pertemuan WHRCF 2017 mengambil tema "Do We Live in Peace? dihadiri oleh beberapa kepala daerah dari berbagai belahan dunia seperti dari Afrika, Asia Pasifik, Eropa, Amarika Latin, Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka mengeksplorasi masalah dan pertanyaan seperti bagaimana memperkuat demokrasi lokal dan partisipatif sebagai mekanisme untuk menjamin Hak Asasi Manusia, dengan mempertimbangkan praktek lokal yang memungkinkan warga negara untuk menciptakan kota bersama. (SUSANTO/PRO2)

 

 

#

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Setelah Dilantik 20 Februari Lalu, Apakah Keluhan...

Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...

12216


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved