Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Cerita Sekar Kinasih Puasa Ramadan di Amerika, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia
Lampungpro.co, 18-Apr-2023

Sandy 6588

Share

Sekar Kinasih Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia | Lampungpro.co/Ist

AMERIKA SERIKAT (Lampungpro.co) : Sekar Kinasih Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia yang sedang kuliah di Amerika beasiswa program YSEALI, menceritakan bagaimana puasa di Negara Paman Sam. Ia mengatakan setelah merasakan euphoria, datang pula berbagai kekhawatiran yang membuat perasaannya bercampur aduk.  

"Bisakah aku mendisiplinkan diri di negara orang? Akankah aku mudah beradaptasi terhadap berbagai hal yang kutemui?. Dan juga, Bagaimana puasa ku nanti nengesampingkan hal tersebut, aku percaya diri bisa mengatasinya," ujarnya. 

Sesampainya di Amerika, banyak hal yang seolah menyadarkan, kata Sekar bahwa ada kehidupan diluar sana yang mampu membuatnya terkagum. "Karena aku berangkat ke US bertepatan dengan bulan ramadan 1444 Hijriah, maka tentunya aku mencoba untuk beradaptasi dengan waktu sahur, iftar, dan juga waktu sholat," kata dia. 

Seperti yang bisa ditebak, hari pertama puasa Sekar memulai sahur pukul 04.00 waktu setempat. "Ini salahku, baru mengecek waktu iftar pada tengah hari. Dan yaah ternyata waktu iftar di Omaha adalah pukul 8 malam dan sahur berakhir pukul setengah 6 pagi. Yahhh itu salahku," ucapnya. 

Lanjut, Ia mengatakan banyak yang berpikir puasa di Amerika akan sangat berat karena harus berpuasa selama 15 jam. "Tapi, hal itu menurutku tidak seberat itu malah terasa ringan. Mungkin karena seharian aku mengikuti kegiatan yang sangat padat dan bermanfaat, sehingga tak terasa waktupun terasa sangat cepat," ungkapnya. 

Kemudian, Sekar Kinasih menceritakan bahwa ia dan tiga orang temannya dari Indonesia di undang salah satu muslim student ambassador untuk iftar bersama. "Namanya Sinan dari Oman. Kami membuat makanan khas Timur Tengah dan dia bahkan mengajak kami untuk piknik di pinggir sungai di Standing Bear Lake Omaha sambil menunggu iftar. Tapi lucunya, sungainya mengering, cuacanya dingin dan berangin dan fatalnya aku tidak membawa jaket. Tapi kami tak mau mengurungkan niat kami iftar bersama di pinggir danau kala itu," ujarnya. 

Hari-hari selanjutnya Sekar tidak mengulangi kesalahan, dengan bangun pukul 04.30 pagi dan memasak bihun seafood untuk sahur. "Karena aku tidak bisa masak nasi tanpa ricecooker dan menandaskan makananku beberapa saat sebelum waktu sahur berakhir. Aku menjalani hari dengan kegiatan yang padat, pergi ke pedestrian bridge saat suhu disana mencapai minus 3 derajat celcius, pergi ke Lewis and Clark historic trail visitor center, pergi ke Old Town Omaha, lalu ke Durham Museum," ucapnya

"Kemudian aku kembali ke hotel pukul 05.00 dan memutuskan untuk membeli nasi goreng seafood di Panda Express, restoran Asia dekat hotel yang ku tinggali. Dan iftar bersama teman indonesiaku yang juga berpuasa," tambahnya. 

Lanjut, Sekar menceritakan dua minggu di Omaha sudah mulai terbiasa dengan cuaca yang berubah tiap jamnya. "Dan yaa dengan makanan Amerika yang kebanyakan daging, aku memutuskan untuk jadi vegan selama di Omaha. Pizza, yogurt, susu, sereal, jus jeruk, seafood adalah makanan sehari hariku selama disini. Dan tentu saja, satu botol bon cave yang selalu ada di meja makanku karena cabai bubuk disini rasanga kurang menggigit," ujarnya. 

Beberapa kali Sekar pergi ke supermarker seperti Target, Walmart, Asian Market, dan Sephora untuk mendapatkan barang barang yang kubutuhkan selama disini terutama pelembab. "Karena kulitku sangat kering dan memerah selama di Omaha, dan pelembab menjadi hal yang penting yang sangat kubutuhkan selama di Omaha," kata Sekar. 

"Yang kuperhatikan beberapa harga barang disini lebih murah dibanding Indonesia. Jadi ku bisa menemukan barang yang ku butuhkan dengan mudah dan harganya murah," tambahnya. 

Beberapa hari ke depan kami akan melakukan study tour ke South Dakota, North Nebraska, NYC dan juga Washinhton DC. "Tentu akan sangat seru dan akan banyak pengalaman yang akan kutemukan. Kuharap aku bisa menjalankan ibadahku dengan baik selama di Amerika Serikat dan mendapatkan pengalaman maksimal yang membangun sifat kepemimpinanku dengan baik! Pray for me!," tutup Sekar. (**) 

Sumber : Rilis Humas UTI

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1214


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved