BATAM (Lampungpro.com): Razia gabungan yang digelar oleh aparat gabungan di Kampung Bule Nagoya Batam, Sabtu (22/4/2017) hingga Minggu (23/4/2017) mengamankan sejumlah WNA termasuk beberapa orang yang diduga Pekerja Seks Komersial (PSK) dan enam pemuda asal Singapura. Enam pemuda tersebut tiga di antaranya adalah tentara Singapura. Hal inilah yang menjadi ramai di perbincangkan di berbagai media, baik online maupun media sosial, tak terkecuali para politisi di DPR.

Namun hasil penelusuran Tim Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata tiga pemuda yang disebut tentara tersebut ternyata sedang mengikuti wajib militer. Kesemuanya dibebaskan dan dideportasi oleh Imigrasi Batam melalui pelabuhan Harbour Way pada Minggu (23/4/2017) pukul 22.00 WIB setelah ada permintaan dari Kementerian Luar Negeri Singapura, melalui konsulat yang berada di Batam, dan mendapat persetujuan institusi intelijen yang berwenang.

Kemenlu Singapura menyampaikan razia yang dilakukan oleh aparat Indonesia adalah hal yang wajar sesuai prosedur dan hukum di Indonesia. Hal itu, tidak mengganggu hubungan bilateral kedua negara, serta mengganggu aspek kepariwisataan Indonesia khususnya di Batam.

Razia dipimpin oleh otoritas imigrasi setempat dan didukung personil angkatan laut dilakukan di tiga tempat yakni di Last Pub, Secrets, dan Fatwilis yang memang selama ini banyak dikunjungi warga asing. Berdasar informasi yang dihimpun TCC, terdapat 27 WNA laki-laki dan 8 WNA wanita yang diamankan karena tidak bisa menunjukkan kartu identitas dan izin tinggal. Namun, sebagian besar dari mereka dibebaskan setelah mereka dapat mengambil kembali dokumen perjalanan mereka dari hotel untuk verifikasi. Beberapa masih dalam tahanan karena penyelidikan terus berlanjut. (PRO1)