PANARAGAN (Lampungpro.com): Penyelenggaraan Pameran Pembangunan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Kabupaten Tulangbawang Barat 2017 kembali dikritisi elemen masyarakat. Kali ini sorotan datang  dari lembaga pemerhati anak. Sebelumnya, kritikan muncul karena tidak melibatkan unsur TNI dalam pengamanannya.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulangbawang Barat (LPA Tubaba) mengatakan pada prinsipnya kritikan ini disampaikan agar penyelenggaraan event bergengsi agenda rutin tahunan itu ke depan dapat diselenggarakan dengan lebih baik, edukatif, dan bermanfaat buat masyarakat.

Pameran yang juga dimeriahkan pagelaran pasar malam tersebut dilaksanakan di Lapangan sepakbola Kelurahan Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, bersebelahan dengan kompleks SMAN 1 Tumijajar. Hajat Pemkab Tulangbawang Barat itu kali ini dikeluhkan peserta didik SMA favorit di Tulangbawang Barat tersebut.

Salah seorang pengurus Forum Anak Tulangbawang Barat yang juga siswa SMAN 1 Tumijajar M Naufal Al-Farizi Pakpahan menyebut Expo Tubaba kali ini kurang memperhatikan kepentingan anak. Expo Tubaba kali ini kurang menghargai kami para pelajar yang notabenenya menuntut ilmu sehingga KBM tidak efektif. Padahal, tanggal 3 April besok kami kelas XII USBN dan 10 April kami UNBK. Sehingga, saat penajaman materi dua hari ini aktivitas terganggu kegiatan lomba di sana. Suasana KBM di kelas X dan XI juga jadi tidak kondusif, kata Naufal Pakpahan.

Terpisah, Ketua LPA Tubaba Elia Sunarto juga menyayangkan stand-stand yang ada tidak ada yang menampilkan kepentingan anak. Terlebih yang dapat menunjukkan upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam mencegah, dan mengatasi kekerasan terhadap anak maupun perempuan. Kita ini sudah punya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Seharusnya, event ini bisa menjadi ajang sosialisasi dan mengkampanyekan setop kekerasan terhadap perempuan dan anak, kata Elia Sunarto. (*/PRO2)