JAKARTA (Lampungpro.com): Badan Informasi Geospasial (BIG) menetapkan lima finalis Indonesian Peat Prize. Pemenang akan diumumkan pada 2 Februari mendatang.
Lima finalis merupakan kolaborasi International Peat Mapping Team (IPMT). Remote Sensing Solutions GmbH (RSS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Universitas Sriwijaya. Kedua, EXSA Internasional, Intermap Technologies Corporation dan Forest Inform Pty Ltd.
Ketiga, Deltares dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Keempat, DAG4Peat dan SKyTeam (Duke University, Stanford University dan Universitas Tanjungpura). Kelima, Applied Geosolutions, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Setiap finalis hadir dengan metode pemetaan yang diyakini mampu menghasilkan informasi lahan gambut akurat dan sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan. Finalis pertama, misalnya, mengusulkan penggunaan Landsat dan Sentinel untuk menghasilkan data tutupan lahan, yang dikombinasikan dengan model medan digital (DTM) dari radar yang menggunakan World DEM, serta pengeboran gambut di lapangan untuk mengidentifikasi ketebalan gambut.
PT EXSA Internasional, Intermap Technologies Corporation dan Forest Inform Pty Ltd menciptakan kolaborasi unik. Ketiganya menawarkan teknologi canggih dan pengalaman puluhan tahun melakukan survey dan pemetaan. Mereka mengintegrasikan perbaikan metode pengambilan sampel tanah dengan inovasi pemetaan digital berbasis Interferometric Synthetic Aperture Radar.
Deltares merupakan lembaga independen nirlaba Belanda untuk penelitian terapan mengenai isu-isu pengelolaan lahan dan air. Bersama dengan Institut Teknologi Bandung, menawarkan penggunaan model medan digital Light Detection and Ranging (LiDAR). Yang dikombinasikan dengan metode pengeboran untuk memetakan ketebalan dan luas gambut. Yang penting, solusi yang ditawarkan biayanya terjangkau.
Finalis keempat terdiri dari universitas asal AS dan lokal. Gagasan yang ditawarkan adalah menggabungkan penginderaan jarak jauh dengan metode elektromagnetik di udara, serta verifikasi lapangan. Sistem ini diyakini dapat memetakan morfologi dan variasi ketebalan gambut.
Finalis kelima merupakan tim yang terdiri dari ilmuwan yang peduli pemetaan gambut efektif dan efisien. Mereka yakin pemetaan gambut yang efektif dapat memberi manfaat bagi dunia. Mereka menggabungkan berbagai metode citra satelit, pengamatan lapangan untuk menganalisis morfologi, pemetaan LiDAR, dan pengukuran ketebalan gambut.
Setelah penentuan pemenang, BIG akan memimpin proses standardisasi dengan merevisi standard nasional pemetaan gambut skala 1:500.000. Peta hasil metode pemenang akan memberi informasi kepada pemerintah, swasta, dan peneliti, serta akan membantu pihak pengambil keputusan. Termasuk restorasi lahan gambut.
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
314
Lampung Selatan
25486
Humaniora
3170
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia