Harga singkong anjlok

BANDAR LAMPUNG (Lampro): Keterpurukan harga di tingkat petani semakin menjauhkan para petani singkong dari kesejahteraan. Dengan adanya komoditas singkong yang masuk dari luar negeri membuat harga singkong tak beranjak naik.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) yang juga Dewan Ahli Ketahanan Pangan Lampung Wan Abbas mengatakan untuk mendapatkan harga jual singkong yang sesuai petani harus bermitra dengan pengusaha.

Sehingga, dapat bernegosiasi antara kedua belah pihak. "Selama ini belum ada kemitraan petani singkong seperti petani jagung," kata Wan Abbas, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (4/1/2017).

Menurutnya dengan bermitra kelompok tani bisa bernegosiasi dengan pihak pabrik. "Dalam hal ini mestinya bisa diatur bagaimana caranya kerja sama bisa berkesinambungan. Bagaimana petani bisa mendapatkan pasar dan pabrik bisa dapat bahan baku dengan harga wajar," kata dia.

Selain itu, hal lain yang mempengaruhi harga di antaranya panen singkong terlalu cepat. Hal ini juga mempengaruhi kualitas produksi tapioka. "Jadi, harus ada jadwal panen sehingga kadar air singkong bagus dan tidak menggangu kualitas tepung tapiokanya," kata Abas.

Dengan bermitra antara petani dan pengusaha bisa mengatur jadwal tanam, jadwal panen, siapa yang menanam, berapa luasan tanam dan banyaknya bahan baku yang dibutuhkan pabrik. Sehingga, petani ada pasar dan ada banyangan harga singkong saat panenya.

"Di sini perlunya pabrik harus bermitra dengan petani sekitar pabrik. Sehingga tidak akan ada kelebihan stok maupun kekurangan stok. Pada akhirnya pabrik harus hidup dengan petani, karena bahan baku berasal dari petani, kata dia.

Abas mengatakan perencanaan tanam singkong di 2017 harus dikelola dengan matang. Yaitu, dengan mempertimbangkan aspek perdagangan bebas. "Harus diatur semuanya dalam perencaaan agribisnis singkong mulai dari hulu hingga hilir," kata Abas. (Dia)