BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI), media dan pilkada akan jadi sorotan utama. Sabtu (26/8/2017) mendatang, AJI Bandar Lampung akan menggelar diskusi bertajuk "Media Kritis, Pilkada Demokratis" di sekretariat, Jalan Prof. Agus Salim Nomor 54, Bandar Lampung.

Ketua AJI Bandar Lampung Padli Ramdan mengatakan diskusi merupakan rangkaian peringatan HUT ke-23 AJI. Nantinya diskusi akan melibatkan sejumlah akademisi, KPU, Bawaslu, Pimred Media, jurnalis, Non Goverment Organization, dan mahasiswa.

AJI Bandar Lampung mengangkat tema media dan pilkada lantaran ke depan Lampung pada 2018 akan melakukan pemilu serentak. Pilkada meliputi pemilihan gubernur, Bupati Lampung Utara dan Bupati Lampung Selatan. "Media memiliki peran luar biasa dalam pilkada," kata Padli dalam rilis yang diterima Lampungpro.com, Kamis (24/8/2017).

Media yang memiliki peran penting diharapkan dapat mengawal pilkada dengan kritis dan independen. Liputan media diharapkan mendalam dan kritis terhadap semua proses pemilihan kepala daerah. Sajian berita mendalam diharapkan memiliki informasi utuh. "Agar pemilih tidak salah menentukan pilihan."

Media juga diharapkan dapat memberi ruang setiap calon menyampaikan gagasan. Tidak hanya calon yang memiliki kekuatan finansial, tetapi harus memberikan ruang pemilih menyampaikan suara.

Pilkada pada tahun sebelumnya, media bisa mengambil pelajaran dan evaluasi peran memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan. Padli mengatakan tidak diharamkan media mengambil keuntungan dari pesta demokrasi. "Namun tidak meninggalkan fungsi utama kontrol sosial yang independen," kata Padli.

Sementara, ketua pelaksana HUT ke-23 AJI Andi Apriadi juga akan nonton film jurnalistik bersama di Sekretariat AJI Bandar Lampung. Selain itu juga ada malam penghargaan Saidatul Fitriah dan Kamaroedin pada Minggu (27/8/2017) pukul 18.00 WIB.

Film berjudul 'Good Night, Good Luck' dibintangi George Clooney yang merupakan kisah nyata jurnalis TV di Amerika Serikat saat perang dingin. "Terbuka untuk umum dan gratis, sambil ngopi dan diskusi usai film selesai," kata Andi. (ERZAL/PRO2)

�����������������������

�