�
JAKARTA (Lampungpro.com): Meningkatnya volume perdagangan Indonesia-Korea tiap tahunnya membuktikan bahwa peluang kerjasama investasi di kedua negara kian menjanjikan. Pada Indonesia Week Seoul 2018, beberapa BUMN siap menandatangani kontrak bisnis dengan perusahaan besar di Negeri Ginseng.
Jumlah total volume perdagangan Indonesia-Korea terus mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2017, misalnya, total nilai perdagangan yang terjalin antara kedua negara mencapai 18 miliar dollar dengan komoditas ekspor Indonesia ke Korea didominasi batubara dan komoditi primer.
Dubes Umar Hadi menjelaskan, kebijakan ekonomi pemerintahan Korea Selatan saat ini tidak hanya membuka pasar dalam negeri Korea, namun terus memperluas pasar global. Sehingga, terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor baik dari jumlah maupun jenis komoditasnya seperti furniture, supply wood, makanan, ataupun minuman olahan termasuk kopi, cokelat dan teh.
Peluang inilah yang diharapkan dapat terjalin dari kegiatan Indonesia Week Seoul 2018 yang akan digelar pada 30 April-4 Mei 2018 mendatang. Dubes memberi contoh bagi perusahaan perkebunan kopi. Saat ini, Korea Selatan merupakan importir kopi nomor 2 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Negara pemasok kopi terbesar bagi Korea Selatan adalah Vietnam dan Brazil, sementara Indonesia tidak mencapai 5% dari total kebutuhan. PT Perkebunan Nusantara dan perusahaan Korea untuk membuka kebun ataupun melakukan intensifikasi lahan perkebunan yang sudah ada, termasuk pengolahannya sampai kepada produk jadi.
Dubes juga menyinggung peluang kerjasama investasi di bidang biofuel. Di mana saat ini di Korea sedang gencar mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan beralih ke renewable energy.
Penggunaan kelapa sawit (CPO) sebagai alternatif pengganti batu bara merupakan salah satu wacana yang tengah megemuka. Hal ini tentu membuka peluang kerjasama bagi perusahaan perkebunan di Indonesia.
Selanjutnya di bidang kesehatan, peluang investasi Indonesia-Korea juga bisa terjalin dalam industri kosmetik, khususnya dalam menerbitkan label halal, mengingat jumlah produsen kosmetik berlabel halal di Korea masih sangat minim.
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4139
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia