Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Industri Halal di Indonesia Berkembang Pesat, Ini Parameternya
Lampungpro.co, 26-Mar-2018

Lukman Hakim 889

Share

#portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata #portalberitawisatanasional

 

JAKARTA (Lampungpro.com): Pergantian Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dari Muliaman D Hadad ke Wimboh Santoso, tidak mengubah proyeksi MES dalam memberikan kontribusi pada pengembangan sektor industri halal di Indonesia. Wimboh mengatakan, total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp1.133,23 triliun tercatat hingga Desember 2017.

Perkembangan industri keuangan syariah mengalami pertumbuhan hingga 27 persen. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri keuangan konvensional. Dan belum termasuk saham syariah, ujar Wimboh saat pelantikan dirinya di Auditorium Plaza Mandiri Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Wimboh melanjutkan, Indonesia memiliki banyak potensi untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah karena memiliki penduduk muslim yang terbesar di dunia. Pertumbuhannya pesat dan saya percaya bisa tumbuh lebih tinggi dari yang ada saat ini. Terbukti, pangsa pasar sukuk Indonesia berhasil mencapai 19 persen dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara, kata dia.

Industri keuangan non perbankan mengalami peningkatan dua kali lipat. Terlihat dari pembiayaan untuk modal kerja dan investasi yang terus meningkat hingga 34,3 persen dn 23,2 persen.

Sektor riil syariah juga bertumbuh dengan tercatatnya Indonesia di peringkat ke-3 pada Global Muslim Travel Index (GMTI) milik Mastercar-Crescent Rating. Total wisatawan muslim yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 mencapai 2,7 juta orang atau setara dengan 22 persen dari keseluruhan wisman yang datang ke Indonesia, kata Wimboh.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk keuangan syariah masih rendah. Yaitu, tingkat literasi sebesar 8,11 persen, dengan perbankan syariah sebesar 6,63 persen, perasuransian syariah 2,51 persen dan pasar modal syariah 0,02 persen. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23480


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved