BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com):�Hari Valentine identik dengan pemberian hadiah dari seseorang kepada kekasih dan orang tersayang. Ada bermacam hadiah yang diberikan, mulai dari permen, boneka, kartu ucapan, hingga yang paling sering diberikan adalah cokelat. Ketika Valentine tiba, toko-toko menyediakan beraneka macam cokelat, dari ukuran hingga rasa yang berbeda.
Lantas, kenapa Valentine identik dengan cokelat? Selama ini, hari kasih sayang memang terkait kisah Santo Valentine. Saat itu, Santo Valentine membantu pasangan untuk menikah, saat pernikahan dilarang oleh Kerajaan Romawi.
Dilansir dari History.com, pada abad pertengahan, muncul tradisi romantis. Para kesatria akan memberikan mawar kepada kekasih mereka, dan menyanyikan lagu romantis. Selain itu, banyak juga surat cinta yang dibuat dengan bahasa puitis.
Ketika itu, gula menjadi komoditas yang bernilai tinggi di Eropa. Jadi tak banyak yang memberikan permen atau cokelat sebagai hadiah. Pada 1840-an, gagasan Hari Valentine sebagai hari libur menyebar ke berbagai negara. Tentunya Inggris terkena dampak ini.
Pihak Kerajaan Inggris juga memiliki tradisi memberikan hadiah. Hadiah itu beragam, baik makanan maupun kado tertentu. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Richard Cadbury, dari keluarga keturunan pembuat cokelat asal Inggris. Dialah yang dikenal sebagai sosok yang melariskan tradisi pemberian cokelat pada saat Valentine.
Sebelumnya, cokelat memang mahal dan hanya mampu dibeli oleh kalangan elite. Sebaliknya, perusahaan Cadbury menghadirkan cokelat dengan harga murah. Ketika itu, Cadbury meningkatkan teknik pembuatan cokelat sehingga bisa mengekstraksi cokelat dari biji utuh untuk menghasilkan cokelat yang siap konsumsi. Proses ini menghasilkan cokelat yang enak. Cadbury pun mampu memproduksi lebih banyak variasinya.
Melalui mekanisme pemasaran yang andal, Cadbury menghasilkan cokelat yang enak. Ini menjadi daya tarik tersendiri. Richard Cadbury akhirnya melihat peluang pemasaran yang luar biasa saat Valentine's Day. Dia pun menjual cokelat dalam kotak yang berdekorasi indah, untuk dipersembahkan sebagai hadiah.
Langkah yang dilakukan oleh Richard Cadbury mendapat respons yang luar biasa dari banyak orang. Kotak-kotak indah berisikan cokelat ini menjadi tanda cinta dan kasih sayang. Cokelat menjadi semakin komersial saat itu dan dijual bebas. Cadbury sebenarnya adalah orang yang pertama menemukan kotak cokelat berbentuk hati. Cara ini ikut mengubah tradisi Hari Valentine di kemudian hari.
Cadbury menghadirkan kotak itu agar cokelat yang tak habis dimakan masih bisa disimpan. Selain itu, kotak masih bisa disimpan sebagai kenangan, termasuk menyimpan surat cinta. Tradisi ini juga merambah ke Amerika Serikat. Hari Valentine mulai mendapatkan popularitas di kalangan kaum muda pada masa itu itu.
Perkembangan bisnis cokelat saat Valentine semakin berkembang saat perintis seperti Milton Hershey memulai produksi cokelatnya pada 1907. Setelah itu, cokelat mulai dibungkus dalam kotak berbentuk hati pada 1923, seperti yang dilakukan di Inggris. Tradisi ini bertahan hingga sekarang. (***/PRO3)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4160
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia