Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Inovasi Ciptakan Detergen Cair Ramah Lingkungan, Tim Mahasiswa Unila ini Raih Juara di Kompetisi Temilreg FoSSEI Sumbagsel
Lampungpro.co, 10-Jul-2024

Febri 113

Share

Tim Mahasiswa Unila Saat Juarai Kompetisi Temilreg Sumbagsel | Lampungpro.co/Dok Unila

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Tim mahasiswa Universitas Lampung (Unila) berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi�business plan�di Temu Ilmiah Regional (Temilreg), Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel) 2024 yang diadakan di Unila sebagai tuan rumah.

Melalui tema "Accelerating the Digital Ecosystem, Creative Economy and Opportunity Halal Value Chain in The World", tim yang beranggotakan Adha Al-Fatah (Manajemen), Rasti Wijayanti (Akuntansi), dan Najwa Azzahro (Biologi) mempresentasikan inovasi mereka dengan membuat Basoft yaitu detergen cair alami yang ramah lingkungan, karena berbahan dasar daun senduduk dan kulit pisang.

Ketua Tim Unila, Adha Al-Fatah mengatakan, ide utama dari�business plan ini berasal dari pengalaman pribadinya, karena pernah mengalami iritasi dan kulit kering setiap kali mencuci baju dengan detergen biasa.

"Selain itu, saya juga menyadari dampak negatif limbah cair detergen terhadap pencemaran air. Business plan�kami menonjol, karena merupakan inovasi terbaru yang mendukung ekonomi berkelanjutan dan SDGs nomor 12, yaitu memanfaatkan limbah untuk mengembangkan potensi dan perekonomian daerah Lampung," kata Adha Al-Fatah, Rabu (10/7/2024).

Dalam mencari solusi, Adha berinisiatif menciptakan detergen yang aman bagi kulit manusia dan ramah lingkungan, dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun senduduk dan kulit pisang.

"Dengan mengolah limbah-limbah tersebut, kami berhasil menciptakan produk detergen yang tidak hanya bermanfaat dalam mencuci pakaian tanpa merusak kulit, tetapi juga memberikan solusi terhadap permasalahan pencemaran lingkungan, ini diharapkan dapat menjadi inovasi signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat," ujar Adha Al-Fatah.

Sementara itu, anggota Tim Unila, Rasti Wijayanti menjelaskan, proses persiapan timnya dimulai dengan membangun chemistry antar anggota tim dan brainstorming, mengenai bahan-bahan yang akan digunakan.

"Manajemen waktu yang baik sangat diperlukan untuk menyusun strategi dalam pembuatan proposal. Kami juga mencari ide untuk kemasan dengan desain yang menarik, persiapan terbilang singkat, karena kami harus membagi waktu di tengah-tengah ujian akhir," jelas Rasti Wijayanti.

Rasti juga menyebutkan, tantangan terbesar dalam proses pengekstrakan bahan-bahan alami, dimana proses pengekstrakan memerlukan waktu cukup lama karena mereka harus melakukan�trial and error�untuk menemukan formula yang tepat dan aman, untuk digunakan masyarakat luas.

Anggota Tim Unila, Najwa Azzahro mengungkapkan, pihaknya merasa sangat bersyukur dan terkejut, saat diumumkan sebagai juara kedua.

Najwa menambahkan, tim mereka harus membagi waktu dengan mencuri-curi waktu disela-sela libur kuliah, untuk mengerjakan proposal, serta terus berkomunikasi secara efektif meski sedang dalam masa ujian akhir.

"Bagi mahasiswa yang tertarik mengikuti kompetisi serupa, yang terpenting adalah berani mencoba dan mengambil risiko. Kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran, dan akan selalu ada kesempatan untuk belajar dari kesalahan tersebut di masa depan," tambah Rasti.

Dengan semangat inovasi dan dedikasi tinggi, Tim Unila berharap inovasi mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Prestasi tersebut, juga diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkreasi demi keberlanjutan lingkungan. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22158


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved