Sekretaris Forum Rembuk Desa Penyangga Hutan TNWK, Suyuti mengungkapkan, dalam tiga malam berturut-turut, belasan ekor gajah liar keluar dari hutan.
Meskipun para petani sudah berusaha menghalau dengan berbagai cara, namun kawanan gajah tersebut tetap merusak tanaman mereka.
Menurut Suyuti, masalah tersebut sudah berlangsung selama puluhan tahun, namun sampai sekarang belum juga ada solusi yang efektif untuk menangkal dan menanganinya.
"Petani harus berjaga setiap malam dengan risiko tinggi, sementara pemerintah tidak memberikan solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini," ungkap Suyuti.
Meskipun konflik sudah berlangsung lama, namun hingga kini belum ada solusi konkret dari pemerintah maupun dari pihak Balai TNWK, terkait kerugian petani akibat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh gajah liar.
Melihat kurangnya perhatian tersebut, warga dua dusun yang menjadi penyangga di kawasan TNWK Lampung Timur memutuskan untuk melakukan swadaya guna mengatasi masalah ini.
Kepala Dusun 2 Desa Labuhan Ratu IX, Kecamatan Labuhan Ratu, Rudi Hartono menyebutkan, warga di Dusun 1 dan Dusun 2 sepakat untuk iuran secara sukarela.
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
275
Bandar Lampung
4588
Lampung Timur
3763
Bandar Lampung
2485
260
08-Feb-2025
132
08-Feb-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia