Ada pun dana tersebut, nantinya akan digunakan untuk menyewa alat berat ekskavator guna menggali kanal pembatas antara hutan TNWK dan lahan pertanian warga.
"Kami mengumpulkan dana secara ikhlas untuk biaya pengerukan kanal, supaya gajah liar tidak masuk merusak tanaman dan rumah warga," sebut Rudi Hartono.
Rudi menjelaskan, terdapat tujuh titik yang menjadi perlintasan gajah liar yang menjadi akses keluar masuk hutan ke peladangan masyarakat. Oleh karena itu, tujuh titik menjadi fokus pengerukan kanal, mengingat kondisi kanal yang sudah dangkal.
"Jika kami terus mengandalkan pemerintah, masalah ini tidak akan pernah selesai, apalagi soal ganti rugi tanaman yang rusak, itu sepertinya mustahil," sebut Rudi Hartono.
Rudi juga menyebut, para petani di sekitar kawasan TNWK juga sudah bosan dengan janji-janji pemerintah dan anggota DPR yang hanya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) tanpa ada tindakan nyata.
Rudi menambahkan, hanya ada dua dusun yang turut berpartisipasi dalam iuran tersebut, karena kedua lokasinya terletak sangat dekat dengan hutan. (***)
Editor : Febri Arianto
Kontributor : Agus Susanto
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
275
Bandar Lampung
4588
Lampung Timur
3765
Bandar Lampung
2485
265
08-Feb-2025
132
08-Feb-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia