Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kecelakaan di Puncak, Ini Tips Memilih Bus Pariwisata dari ASITA Lampung
Lampungpro.co, 30-Apr-2017

Amiruddin Sormin 5697

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Dua kecelakaan bus pariwisata akibat rem blong di jalur wisata Puncak Cianjur dan Bogor, Jawa Barat, menuai beragam komentar atas keamanan bus pariwisata di Indonesia. Terakhir, kecelakaan bus pariwisata bernomor polisi B 7057 BQ datang dari ari arah Jakarta menuju Cianjur, Minggu (30/4/2017) merenggut nyawa 13 orang.

Sekretaris Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Lampung, Adi Susanto, mengaku prihatin dengan dua kecelakaan tersebut. Sebagai penyelenggara perjalanan wisata, Adi yang banyak makan asam garam menyewa bus pariwisata berbagai tips untuk pembaca Lampungpro.com.

Adi yang juga Sekretaris Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Lampung ini meminta calon pemesan bus pariwisata memeriksa buku kir. "Lihat fisik ban dan mesin apakah ada rembesan. Lalu, tanyakan ke kru apakah paham jalur yang akan dilalui," kata Adi.

Selama perjalanan, kata Adi, siasati mampir untuk beristirahat setiap enam jam. "Tanyakan apakah pengelola perjalanan wisata tergabung dengan ASITA. Kami memiliki data resmi apakah tour and travel tersebut terdaftar atau tidak. Jangan tergiur harga sewa tur murah karena keselamatan peserta adalah yang paling utama," kata Adi.

Kecelakaan, menurut Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Lampung, Achmad Zamahsjari, memang takdir. "Urutan penanggung jawab bila terjadi kecelakaan, sesuai urutan perkembangan pengetahuan manusia tentang mitigasi kecelakaan yang pertama adalah takdir. Kedua, human error, ini cara mencari person yang paling dekat dan lemah untuk dipersalahkan," kata Achmad Zamahsjari.

Faktor paling penting dari kecelakaan, kata dia, adalah management failure, perlu pertanggungjawaban dan perbaikan skala manajemen. Kemudian, system failure perlu pertanggungjawaban dan perbaikan komprehensif dalam sistem terkait. "Contoh rem blong, tentu tak boleh hanya berhenti pengusutannya hanya pada sopir yang nahas atau lalai. Bagaimana manajemen dan sistem kir kendaraan," kata Achmad Zamahsjari. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1280


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved