BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Pesisir pantai Lampung hingga kini masih berduka. Kawasan wisata pantai yang biasanya terlihat indah dan bersih, mendadak berubah jadi kotor dan tercemar karena di sana sini ditemukan banyak benda hitam.
Ada ceceran hitam seperti oli, kadang-kadang ada bau menyengat seperti minyak bakar atau hampir mirip bau aspal. Inilah pencemaran laut terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Lampung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampungpro.co per 15 Oktober 2021, dampak pencemaran yang terendus warga sejak 22 Agustus 2021, masih terjadi. Kerusakan dan kematian biota laut seperti rumput laut banyak yang kering dan mati masih dijumpai di berbagai titik.
Kemudian, biota laut seperti kepiting, lobster, dan kerang masih banyak dijumpai sering ditemukan di pantai, juga ditemukan burung camar laut. Pencemaran limbah tersebut tampak juga di beberapa area terdampak di Provinsi Lampung.
KLIK BERITA SEBELUMNYA: Limbah Diduga Aspal dan Oli Cemari Pantai Wisata Sebalang Lampung Selatan
"Beberapa lembaga juga serentak mengambil sampel limbah. Dari keterangan beberapa saksi dapat disimpulkan bahwa limbah minyak bakar atau oli tersebut mencemari lingkungan perairan laut di hampir seluruh wilayah Lampung bahkan sampai juga di Pantai Carita Pandeglang, Banten," kata tokoh masyarakat Lampung, H. Faishol Djausal, kepada Lampungpro.co, Sabtu (15/10/2021).
Dia mengatakan kasus ini harus diusut tuntas siapa pun pelakunya. "Pencemaran itu merugikan seluruh masyarakat Lampung, terutama nelayan yang menggantungkan hidup dari laut," kata Faishol Djausal.
KLIK DAN BACA JUGA: Tim KLHK dan Mabes Polri Mulai Turun Selidiki Pencemaran Limbah di Pesisir Lampung
Berdasarkan hasil pengamatan sejumlah lembaga yang turun langsung ke lapangan, pencemaran limbah ini merupakan hasil tumpahan minyak dari kapal yang melintas atau bekas tank cleaning yang secara sengaja dibuang di tengah laut. Hal itu dibuktikan dengan temuan sejumlah barang seperti kain ajun/kain lap, tali tambang, filter oli,sarung tangan, sampah plastik yang berwarna hitam gelap berceceran.
Dokumen yang diperoleh Lampungpro.co, juga menyebutkan pencemaran lingkungan perairan laut yang disebabkan karena limbah sejenis minyak mentah yang dibuang oleh oknum tidak bertanggung jawab. "Pencemaran ini menyebabkan upaya menjaga ekosistem cagar alam laut yang selama hampir 20 tahun dilakukan oleh lembaga swasta seperti TWNC dan AGP di Lampung, jadi sia-sia," kata Faishol Djausal.
Kronologi pencemaran laut Lampung dan Banten
24 Agustus 2029. 25 September 2021 pada saat dilakukan survei lokasi di area sawong bajo ke arah kendirian, terdapat beberapa temuan dua dua ekor penyu hijau berukuran kecil di area penimbangan, dua lobster mati di area Pantai Pelepasan, dua burung camar laut dalam keadaan mati. Terdapat bintik hitam di bagian lambung, terdapat tiga pasang sarung tangan kain di area Kendirian. Ditemukan cumi-cumi mati di depan mercusuar, hamparan rumput laut mati, pakan penyu mati terdampak limbah, dan umang-umang laut serta kepiting rajungan juga banyak mati. (***)
Editor dan Reportase: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...
5735
Kominfo Lampung
342
Kominfo Lampung
366
Lampung Selatan
395
Bandar Lampung
457
144
05-Jul-2025
287
05-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia