JAKARTA (Lampungpro.com) : Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus mencari�cockpit voice recorder�(CVR) dari kotak hitam atau�black box�pesawat Lion Air JT-610. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebut CVR yang berisi komunikasi di ruang kokpit penting untuk menunjang data-data penyelidikan kecelakaan pesawat tersebut.�
"Komunikasi dan suara-suara yang terjadi di dalam cukup penting menunjang data-data yang kami dapatkan di FDR maupun wawancara atau data-data dari ATC, karenanya kami tetap berusaha menemukan CVR," ujar Soerjanto saat Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Kementerian Perhubungan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Sebab, ia menilai data CVR juga menyangkut kredibilitas negara untuk mencegah kecelakaan kembali terjadi. Ia mengungkap, KNKT menggunakan berbagai macam metode untuk menemukan CVR di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Salah satunya alat yang mendeteksi benda di bawah permukaan air. "Selanjutnya tim KNKT melanjutkan pencarian CVR dengan beberpa metode dengan menggunakan�air resolution sonar sub bottom profiling�untuk deteksi benda apa saja yang terendam dalam lumpur," ungkapnya.
Soerjanto mengungkap pencairan juga tetap melibatkan penyelam profesional dan juga beberapa kamera bantuan. Namun, penyelam yang diterjunkan tidak dengan sistem�scuba.�"Karena memang hal ini untuk kedalam di bawah 25 meter itu tidak disarankan. Dan kami akan gunakan penyelam-penyelam yang�safety�untuk lakukan penyelamatan di antara 25-35 meter," ujarnya.
Ia mengungkap, salah satu kendala pencairan CVR juga karena di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air dekat dengan area fasilitas anak usaha Pertamina di mana terdapat pipa dan kabel. Sehingga menurutnya, dibutuhkan kapal yang dapat berkemampuan dinamis tanpa merusak pipa dan kabel.�"Jadi�enggak�perlu buang jangkar. Karena khawatir arus permukaan cukup kuat di mana airnya kalau jangkarnya nanti merusak pipa dan kabel," ucapnya.
Pesawat Lion Air JT 610 tipe Boeing 737 Max 8 bernomor registrasi PK-LQP jatuh di perairan Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 setelah dilaporkan hilang kontak. Pesawat yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Banten) menuju Bandara Depati Amir Pangkalpinang (Bangka Belitung) itu membawa 189 orang, yang terdiri atas penumpang serta pilot dan awak pesawat.(**/PRO4)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3764
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia