Terpidana Alay (kanan) saat ditangkap di Bali pada 2019. LAMPUNGPRO.CO/DOK

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandar Lampung meminta terpidana, Sugiarto Wiharjo alias Alay, mencicil kerugian negara Rp95,8 miliar terkait kasus tindak pidana korupsi perbankan PT Bank Tripanca Setiadana (Bank Tripanca). "Kami sifatnya menunggu itikad baik dan pertanggungjawaban dari yang bersangkutan," kata Kepala Seksi Intelijen Kejari Bandarlampung, Erik Yudistira, sebagaimana dikutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co) dari Antara, Kamis (7/10/2021).

Dia melanjutkan pihaknya terus melakukan koordinasi bersama terpidana melalui penasihat hukum dan keluarga terpidana. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk membuat terang permasalahan yang ada. "Artinya terkait dengan tindakan hukum segala sesuatu itu harus dikoordinasikan, baik itu dengan Kejaksaan Agung maupun Kejaksaan Tinggi Lampung," kata dia.

Terkait aset pergudangan di Bandar Lampung yang diserahkan ke Kejaksaan sebagai upaya sisa pemulihan kerugian keuangan, Kejari masih akan memastikan apakah aset tersebut benar-benar milik Alay atau tidak. "Kami akan pastikan dulu apakah itu benar asetnya. Takutnya kalau bukan punya dia malah timbul permasalahan baru nantinya," kata dia lagi.

Sugiarto Wiharjo alias Alay merupakan terpidana perkara kasus tindak pidana korupsi di Bank Tripanca. Hingga kini, sisa kerugian negara masih mencapai sebesar Rp95,8 miliar. 

Terpidana Alay juga sampai saat ini masih belum menyetorkan sisa kerugian negara itu, baik ke Kejati Lampung maupun Kejari Bandar Lampung. Kejaksaan telah menerima aset Alay berupa pergudangan senilai Rp190 miliar yang akan digunakan sebagai pembayaran sisa kekurangan kerugian negara. (***)

Editor: Amiruddin Sormin