LAMPUNG UTARA (Lampungpro.com): Semarak HUT ke-71 Pemkab Lampung Utara diwarnai dengan pemecahan rekor dari Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan kategori penulis Akasara Lampung Terbanyak, dengan melibatkan 1.000 siswa, di Islamic Centre Kotabumi, Rabu (19/7/2017). Rekor Muri Menulis Aksara Lampung Utara ini diikuti siswa-siswi SMP se-Kabupaten Lampung Utara. Kegiatan itu juga dihadirkan Yusuf Ngadri dari Muri dan seluruh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Lampung Utara.

Rekor Muri dengan melibatkan 21 SMP dan diikuti 1.267 peserta. Ketua TP PKK Lampung Utara Endah Kartika Prajawati mengatakan dia mengucapkan selamat datang kepada tim Muri yang untuk kedua kalinya datang di Bumi Ragem Tunas Lampung ini. Dia juga mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan dan melestarikan Aksara Lampung. Karena, masyarakat Lampung, khususnya anak muda Lampung kurang menyadari dan memahami akan pentingnya penguasaan Bahasa dan Aksara Lampung.

Selain itu, untuk memasyarakatkan penggunaan Bahasa dan Aksara Lampung dalam kehidupan sehari-hari, dan mengukur capaian pembelajaran Aksara Lampung sebagai salah satu mata pelajaran ekstra kulikuler di sekolah. Serta, untuk memecahkan Rekor Muri sebagai salah satu kegiatan massal yang bersifat kedaerahan. Agar, lebih memperkenalkan potensi budaya daerah, kata dia.

Sementara, Wakil Bupati Lampung Utara Sri Widodo mengatakan dengan adanya rekor Muri ini dapat lebih menambah semangat anak Lampung untuk dapat lebih mencintai Aksara Lampung sebagai warisan yang harus dijaga. Keberhasilan ini tidak boleh membuat kita menjadi lupa dan terlena. Karena, tantangan yang kita hadapi ke depan akan lebih besar dan kompleks, kata Widodo.

Sementara itu, Yusuf Ngadri menjelaskan diberikannya penghargaan rekor Muri kepada Lampung Utara, karena terbukti melakukan penulisan Aksara Lampung dengan peserta terbanyak. kegiatan tersebut, lanjutnya, sebagai ajang pelestarian budaya lokal dan menunjukkan bahwa Lampung Utara sangat mencintai budaya Lampung. Dan, diharapkan dapat mampu untuk memelihara dan melestarikannya. Bahwa di antara lebih 700 suku yang ada di Indonesia, tidak semuanya mempunyai aksara. Dan Provinsi Lampung patut berbangga menjadi salah satu Provinsi yang memiliki aksara, kata dia. (ASKA/PRO2)