BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Seperti tahun sebelumnya, mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung (FT UBL) kembali akan mengikuti Program University of Kitakyushu-Student Exchange and Research Program (UK-SERP) Batch 6-7 di Universitas Kitakyushu, Jepang. Para mahasiswa ini mendapat pembekalan sekaligus motivasi dari Rektor UBL Dr M. Yusuf S Barusman.

Bertempat di ruang kerja Rektor, Gedung D, Kampus A Drs. H. RM. Barusman, Senin (14/8/2017), rombongan terdiri Gusti Rianggono dan Cahaya Pertiwi merupakan Batch 6, yang akan mengikuti Program Internasional Meriset dan Re-design Distrik Kota Kitakyushu terpadu selama enam bulan. Mereka akan berangkat pada 25 Agustus 2017 mendatang.

Sedangkan, Randika Anky Wijaya, Yunita Sari, dan Sultan Maulana mahasiswa Batch 7 akan mengikuti program International Workshop and Conference selama dua pekan, pada Februari 2018 mendatang. Turut mendampingi, Sekretaris Prodi Arsitektur Sofia Islamiah Ishar, mewakili Kaprodi Arsitektur Tjetjeng Sofjan Sudjana dan Wakil Biro Marketing, Humas dan Kerja Sama Bery Salatar.

Rektor UBL memotivasi para calon mahasiswa UK-SERP Batch 6-7 agar mampu memberikan yang terbaik sambil belajar dengan serius. Terlebih, beban angkatan tahun ini cukup berat, karena harus mampu mempertahankan juara umum AILCD 2016. Dengan diraihnya juara I, II, III dan juara harapan.Prestasi tahun lalu (juara umum) sangat baik, kami harap terulang lagi pada tahun ini, kata dia.   

Untuk itu, para mahasiswa UK-SERP harus mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Agar prestasi yang ditorehkan dari angkatan pertama hingga tahun lalu yang selalu bagus, terus dilanjutkan. Kalian bisa belajar dari tiap keberhasilan itu. Meski, nanti kalian ditempatkan di beda tim dengan para mahasiswa berbeda negara. Kalian harus mampu berkompetisi secara sehat, tunjukkan kualitas sebagai mahasiswa UBL yang tidak kalah dengan kualitas mahasiswa negara lainnya. Karena keberhasilan di tiap tim menentukan eksistensi pribadi, asal perguruan tinggi dan nama bangsa, kata dia.

Selain itu, Yusuf Barusman mengingatkan agar dari kegiatan UK-SERP ini para mahasiswa arsitektur dapat belajar dari model sistem pembelajaran hingga nilai nilai kehidupan masyarakat setempat. Budaya masyarakat Jepang yang kuat dengan nilai kesempurnaan, pekerja keras, semangat tinggi, gairah hidup, dan percaya diri menjadi pengalaman bagus, untuk diinternalisasikan ke dalam diri kalian. Sehingga, akan membawa dampak positif juga untuk masa depan kalian, kata Rektor.

Dengan segala prestasi sebelumnya itu, Yusuf Barusman meminta para mahasiswa UK-SERP Arsitektur UBL 2017 tidak minder, harus percaya diri, dengan lebih eksis dan memacu diri untuk lebih berkualitas lagi. Terlebih, sistem pembelajaran dan pemahaman terhadap aplikasi keilmuan antar-negara, cenderung sama. Hanya kemampuan berkomunikasi dan berpresentasi berbahasa Inggris yang perlu ditingkatkan, karena harus diakui itu menjadi faktor kelemahan kita, kata dia.

Ke depan, Rektor juga berkeinginan para Mahasiswa UK-SERP Arsitektur mampu memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya. Ini merupakan implementasi dari kerja sama Internasional UBL dengan Universitas Kitakyushu, Jepang, yang ke depannya akan dikembangkan untuk bidang keilmuwan lainnya.

Sedangkan, Shofia Ishar, berharap dengan terus diadakannya UK-SERP UBL, berdampak positif bagi para mahasiswa, komunitas dan masyarakat. Yakni memberikan pengaruh, motivasi, dan keberhasilan, dari rencana dari diri sendiri. Hasil dari aplikasi seminar, experience sharing, hingga blog dan social media bersama. Harapannya mereka menjadi role model dengan tidak hanya berkompetisi menjadi pemenang. Target lain mulai tahun ini akan ada (perdana) mahasiswa UK-SERP ini mendapat beasiswa lanjut studi S2 di sana, kata dia.

Sedangkan Bery Salatar meminta agar antar-mahasiswa saling mendukung, tidak bersifat individualistis, sehingga tidak menjad pribadi yang eksklusif. Sesama UBL harus bisa menjaga nama baik semua pihak, dengan terus menjaga kekompakan. Tidak hanya di dalam tapi di luar dengan membaur dengan mahasiswa luar negeri lainnya. Upaya ini menjaga nama baik bangsa Indonesia, yang terkenal baik, ramah dan supel, kata dia. (**/PRO2)