Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Marak Serangan Hama, Biaya Pakan dan Obat Naik, Harga Udang Turun, Petambak Dipasena Terpukul
Lampungpro.co, 12-Jun-2022

Amiruddin Sormin 2257

Share

Petambak Dipasena Rawajitu Timur saat panen udang. LAMPUNGPRO.CO/NAFIAN

RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Di tengah maraknya serangan hama penyakit udang setahun terakhir membuat terpukul petambak udang di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang. Ditambah lagi pukulan naiknya seluruh harga biaya produksi dan diperparah harga jual udang yang cenderung turun.


Menurut Ngasim, petambak, penjual pakan, dan obat-obatan udang di wilayah 61 Kampung Bumi Dipasena Jaya, ada enam petak tambaknya, tiga  hari lalu terpaksa dikeringkan karena terserang penyakit. Dia tebar benur 215 ribu ekor, pada umur 45 hari terpaksa dikuras dan modal habis Rp50 juta lebih.

Menurut Ngasim, serangan hama penyakit udang di areal pertambakan Dipasena ini berimbas terhadap omset  penjualan benur, pakan, dan obat-obatan juga terjun bebas. Dia menambahkan setahun lalu 100 sak pakan  lebih terjual dalam sehari.

Saat ini baling banyak 10 sak per hari. "Enam petak tambak udang,  tiga hari lalu dikuras, kena hama penyakit, udangnya banyak yang mati, baru umur 45 hari, rugi, modal saja tak balik, apalagi mau untung," kata Ngasim, kepada Lampungpro.co, Minggu (12/6/2022).

Pengurus Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UWL) Bidang Budidaya, Serman, tidak menampik produksi udang menurun. Hal ini akibat serangan hama penyakit.

Dia mengatakan umumnya udang petambak terinfeksi penyakit WSSV, IMNV dan APHND. Namun demikian masih tetap ada yang panen dengan hasil cukup bagus.

Serman menambahkan, upaya menimalisir serangan hama penyakit, P3UWL terus mengupayaka agar benur yang ditebar bebas virus, pakan bebas bahan kimia, obat-obatan ramah lingkungan. Kemudian, perbaikan infrastruktur budidaya, seperti mengerukan sedemintasi lumpur pada saluran pasok dan perbaikan pintu dam.

"Penyakit udang memang ada, banyak tambak yang kuras, tapi masih ada juga petambak panen normal. Ada petambak di Kampung Bumi Sejahtera yang Panen dua petak tambak, umur udang 90 hari, size 50, dengan tonase 1,7 ton," kata Serman.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Ari Suharso, mengatakan kondisi usaha budidaya udang di Dipasena merupakan gambaran umum wajah perikanan budidaya Indonesia. 

Menurut Ari Suharso seharusnya semua stakeholder duduk bersama untuk menciptakan sistem usaha budidaya yang benar-benar terintegrasi dari hulu hingga hilir. Penyakit udang itu salah satu masalah dari banyak masalah yang dihadapi petambak.

"Kita tidak bisa hanya fokus pada sertifikasi. Semua harus duduk bareng mencari solusi. Mulai dari induk udang lokal bisa diteruskan, pengawasan produk saprotam import, revitalisasi lingkungan pertambakan, sarana, permodalan, dan rantai penjualan hasil produksi," ujar Ari. (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Laporan: Nafian 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

329


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved