Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Mau Tahu Bahayanya Sampah Elektronik, Baca Saja ini
Lampungpro.co, 06-Jul-2018

Lukman Hakim 878

Share

#webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata #beritapolitiklampung

JAKARTA (Lampungpro.com): Ternyata sampah elektronik sangat berbahaya. Hal itu karena mengandung bahan-bahan seperti timbal, merkuri, kromium, kadmium dan arsenik.�Menurut aktivis lingkungan Rafa Jafar (RJ),�bahaya sampah elektronik termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Misalnya, kandungan kromium yang ada di sampah elektronik, dapat terserap ke dalam se. Tentu saja, hal ini dapat mengakibatkan berbagai efek beracun dan alergi. Kemudian ada timbal yang dapat mengganggu peredaran darah, ginjal, pekembangan otak anak dan merusak sistem saraf. Sedangkan merkuri bisa meracuni dan merusak sistem saraf otak.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa barang-barang elektronik seperti handphone, kamera, televisi dan lain-lain menjadi berbahaya setelah selesai masa gunanya. RJ menjelaskan karena selama ini penanggulangan sampah elektronik di masyarakat kerap dilakukan dengan tidak tepat. "Ada yang dibakar, dihancurkan bahkan dikubur dengan asal," kata dia, di Jakarta, Rabu (4/7/2018), dilansir Halallife (Grup Lampungpro.com).

RJ bahkan menyebut sampah elektronik merupakan sampah spesial. Untuk itu, penanggulangannya tidak bisa disamakan dengan sampah jenis lainnya. Ketika dibakar, maka timbal akan mencemari udara dan terhirup manusia. Ketika dihancurkan maka akan ada risiko keracunan kepada mereka yang menghancurkannya.

RJ menuturkan, pengolahan sampah secara dikubur sebenarnya jauh lebih aman. Bahkan itu merupakan metode yang digunakan oleh Perusahaan Pengelola Sampah Elektronik.

Namun praktiknya tidak sembarangan. Sampah-sampah tersebut dicampur terlebih dahulu dengan semen untuk menahan racun agar tidak mencemari lingkungan. "Kami melakukan survey pada 100 orang. Hanya lima persen dari mereka yang melakukan daur ulang sampah elektronik," kata RJ.

Hal itu artinya, kesadaran masyarakat akan bahaya sampah elektronik masih sangat rendah. Sehingga, kini ia makin semangat bersosialisasi dan mengumpulkan sampah dengan Ewaste Dropbox. Gerakan yang ia jalankan itu bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4135


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved