BALI (Lampungpro.com): Musyawarah Nasional (Munas) IV Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) di Puri Sharon, Bali, mulai 16-18 Juli 2017 terbelah. Kegiatan itu menghadirkan keynote speech Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dengan pengarahan dan penjelasan beberapa kebijakan Dikti. Dalam Munas memilih Ketua Umum periode 2017-2021, itu diwarnai walk out sebagian peserta.

Prof Edie Toet Hendratno, mengatakan terdapat beberapa alasan yang mendasari walk out. Pertama, kata dia, pelaksanaan Munas IV ABP PTSI sudah tidak sesuai dengan kaidah-kaidah organisasi sebagaimana yang diatur dalam AD/ART. Sehingga, secara substansial munas ini tidak memenuhi asas legalitas .

Kemudian, kata dia, masalah keanggotaan dan kepesertaan munas yang jelas-jelas melanggar AD/ART, walaupun akhirnya peserta sepakat untuk melanjutkan munas secara musyawarah untuk mufakat. Sebagai informasi, munas hanya dihadiri sekitar 349 peserta dan banyak yayasan yang tidak diinformasikan kegiatan ini. Sayangnya, masalah ini tidak dihargai oleh pihak-pihak yang jelas-jelas tidak mengedepankan rasionalitas, sebagai organisasi para Intelektual akademisi, kata Edie.

Dia juga mengatakan kepemimpinan yang sudah tiga periode dan lebih dari 12 tahun tidak mampu  membawa organisasi ini semakin baik. Namun, justru hanya mengedepankan kepentingan segolongan kecil dari sekian ribu yayasan sebagai Badan Penyelenggara Pendidikan.

Adanya ketidakadilan yang ditunjukkan oleh ketua sidang ini juga yang menyebabkan Marzuki Alie PhD, sebagai salah satu pimpinan sidang kemudian ikut meninggalkan munas. Edie mengatakan ke depannya sebagian besar peserta sepakat membentuk organisasi sejenis yang lebih mewakili kebutuhan yayasan perguruan tinggi swasta. Selain itu, mangayomi perguruan tinggi swasta yang berjumlah hampir 4.000 yayasan dan lebih sesuai dengan tantangan perkembangan pendidikan tingkat nasional dan internasional. (**/PRO2)