JAKARTA (Lampungpro.com): Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta pihak sekolah bertanggung jawab atas meninggalnya SR (8), murid kelas II SD Longkewang, Sukabumi, Jawa Barat, yang diduga akibat perundungan atau bullying.�Hal itu dikatakan Mensos saat mengunjungi rumah korban, guna memberikan dukungan moril kepada keluarga agar tegar dan kuat. "Saya turut berduka cita atas meninggalnya SR. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan serta keikhlasan dalam menghadapi cobaan ini," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2017).
Kepada keluarga korban, Khofifah juga menyerahkan sejumlah bingkisan dan santunan kematian. Khofifah pun menyempatkan berziarah ke makam SR dan mengajak seluruh rombongan dan awak media untuk mendoakan korban.� Khofifah mengatakan, apa yang terjadi kepada SR bukanlah sesuatu yang baru dan sudah terjadi sejak lama. Hanya saja sekarang ini efek media sosial begitu dahsyat sehingga sebuah kejadian dapat cepat menyebar.
Ditambah, hampir setiap orang gemar menyebar berbagai kejadian ke dalam akun mereka sehingga informasi cepat terdiseminasi. Namun demikian, lanjut Khofifah, kasus tersebut harus menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh pihak. Terutama keluarga dan sekolah.
Khofifah menambahkan, aksi perundungan atau bullying tidak bisa dibiarkan begitu saja lantaran memiliki efek yang besar. Bagi si pelaku, kemungkinan akan berkembang menjadi pribadi yang kurang baik di masa depan. Sementara korban bullying, juga berpotensi memiliki kecenderungan untuk balas dendam. Menurut dia, bullying bisa juga terjadi di media sosial. Dan yang dikhawatirkan, ini bisa menyebabkan suicide bullying atau perundungan yang mengakibatkan korban memilih bunuh diri karena depresi.
Dia juga menjelaskan pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut, mengingat kejadian berlangsung di sekolah. Menurut dia, hal itu bisa diakibatkan kelalaian guru dan sekolah.�Khofifah berharap agar kasus bullying tidak terjadi lagi. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan konten berbau kekerasan via media sosial.
"Disadari atau tidak tayangan-tayangan tersebut seperti memberi contoh untuk melakukan hal serupa. Seperti dulu saat ada tayangan smackdown dimana banyak anak-anak yang akhirnya mengikuti aksi yang ia tonton. Berbagai aksi kekerasan dalam tayangan tersebut ditiru padahal itu hanya untuk ditonton, tidak untuk ditiru," kata dia.
Sementara itu, Ibunda SR Ijah (40) dan Kakak SR Abdurahim mengucapkan banyak terimakasih atas kunjungan dan dukungan yang diberikan Khofifah. Menurut Ijah, besaran bantuan yang diberikan bukanlah soal utama. Kedatangan Khofifah dan dukungan yang diberikan kepada keluarganya lebih dari cukup. (**/PRO2)
�
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4138
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia