Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Orang Gila Aniaya Ulama, Mahfud MD: Banyak Kemungkinan
Lampungpro.co, 20-Feb-2018

Lukman Hakim 1198

Share

Berita Lampung, Portal Berita Lampung, Berita Lampung Terkini, Berita Daerah Lampung, Web Berita Lampung, Berita Nasional Terkini, Berita Kuliner, Berita Kuliner Lampung, Portal Berita Lampung Terkini, Portal Berita Pariwisata Lampung, Portal Berita Pariwisata Nasional, Portal Berita HPN, Portal Berita Asian Games

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Pakar hukum Indonesia Mahfud MD angkat bicara terkait kasus penganiayaan ulama oleh orang gila. Menurut Mahfud, ada banyak kejanggalan yang terjadi pada penganiayaan ulama oleh orang gila. "Ini seperti bukan orang gila," kata Mahfud kepada Lampungpro.com melalui pesan twitter," Senin (19/2/2018) sore.

Ia mengungkapkan, secara medis, orang gila memiliki dua tanda. Pertama, jika melihat ke atas akan diiringi tertawaan. Kedua, jika orang gila berjalan tegak akan sedikit berputar-putar. "Nggak mungkin orang gila menganiaya orang dengan memilih sasaran dan waktu," kata warga Nahdlatul Ulama ini.

Ia pun mengungkapkan, seperti ada skenario sistemik atas kasus orang gila ini. Seperti contoh, kata dia, operasi intelejen dengan melakukan teror agar rakyat bisa ditakut-takuti. "Tapi, lihat Kapolri kewalahan, sepertinya bukan operasi intelejen," kata dia.

Ia mengungkapkan, ada berbagai kemungkinan yang ada. Bisa jadi, kata dia, sekelompok umat yang ingin membangun solidaritas bersama. Ini dilakukan agar ada kesamaan nasib dan kebersamaan akan terbangun.

Kemungkinan lain pun diungkapkan Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 ini. Kata Mahfud, ada kemungkinan kelompok politik tertentu yang tidak suka dengan salah satu agama. "Bisa jadi intelejen asing karena proxy war, ada banyak kemungkinan," kata dia.

Untuk itu, kata Mahfud, permasalahan ini tidak bisa dilimpahkan kepada institusi tertentu. Ia mengutip perkataan Imam Ghazali, kata Mahfud, kerusakan rakyat merupakan akibat kerusakan pemerintah. Sementara kerusakan pemerintah disebabkan kerusakan cendikiawan. "Kerusakan cendikiawan karena mengharapkan harta dan tahta," kata dia.

Ia mengungkapkan, jika permasalahan ini dibiarkan maka akan sangat bahaya bagi negara. Dalam beragama, kata Mahfud, tidak boleh terlalu ekstrem. Karena dalam Alquran, semua manusia memiliki derajat yang sama dihadapan Tuhan, hanya amal perbuatan yang membedakan. "Tapi, Tuhan menciptakan perbedaan untuk persatuan, bukan perpecahan," kata mantan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid ini. (SYAHREZA/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4148


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved