TASIKMALAYA (Lampungpro.com): Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bertujuan untuk mengatasi kekurangan suplai air irigasi di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis sebagai salah satu sentra pertanian di Provinsi Jawa Barat.
Sebagai bendungan multiguna, manfaat lain yang bisa dirasakan masyarakat adalah sumber air baku berkapasitas 845 liter/detik untuk satu juta pelanggan di Kabupaten Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya, mereduksi banjir sebesar 450 meter kubik per detik, dan pembangkit listrik tenaga air sebesar 20 MW.
Bendungan Leuwikeris merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Akan mengairi jaringan irigasi seluas 6.600 hektar di Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara dan DI Manganti seluas 4.616 hektare. Selama ini kedua DI ini kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air saat musim kemarau," kata Menteri Basuki saat meninjau progres pembangunan Bendungan Leuwikeris, di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (16/1/2018).
Menteri Basuki mengatakan kapasitas tampungnya cukup besar yakni 81,44 juta m3, atau enam kali lebih besar dari Bendungan Raknamo di Provinsi NTT sebesar 14 juta m3, yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Januari 2018 lalu. "Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga," kata Menteri Basuki.
Dalam pembangunannya, kualitas lansekap juga didesain dengan baik yang memasukkan unsur kearifan budaya lokal. Pembangunan Bendungan Leuwikeris dimulai tahun 2016 dan ditargetkan selesai tahun 2021. Progres fisiknya saat ini sudah mencapai 15,58% dan untuk pembebasan tanah sebesar 48,77%.
Kontrak kerja pembangunannya terbagi menjadi tiga paket dengan nilai total Rp1,9 triliun. Paket pertama dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa KSO untuk konstruksi tubuh bendungan (main dam) dan fasilitas umum senilai Rp867 miliar, Paket kedua oleh PT Waskita KaryaPT Adhi Karya KSO untuk pembangunan pelimpah (spillway) senilai Rp 642,33 miliar.
Sedangkan paket lainnya dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel divertion) dan pembangunan jalan akses senilai Rp385,46 Miliar dan konsultan pengawasan oleh PT Virama Karya dan PT Catur Bina Guna Persada KSO sebesar Rp 47,34 miliar.
Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Kepala BBWS Citanduy Danang Baskoro dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
15618
EKBIS
8164
Bandar Lampung
5566
Bandar Lampung
3922
Bandar Lampung
3783
366
02-Apr-2025
2301
02-Apr-2025
852
02-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia